Guru-guru di kabupaten Pemekasan mendapat tantangan khusus. Tantangan yang tak pernah terpikir sebelumnya. Tantangan yang harus kami selesaikan dalam satu bulan. Satu bulan? Bukankah waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah tantangan? Owh tentu tidak. Tantangan yang kami terima adalah menerbitkan sebuah buku. Tepatnya, SAGUSABU (SAtu GUru SAtu BUku).

Hal apa yang akan ku tulis? Dimulai dari mana? Mampukah merangkai kata sebanyak itu? Bisakah menyempatkan waktu membuatnya?. Ya, itulah pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di kepala.

Beratnya tantangan dan waktu yang tak seberapa, membuatku teringat tentang perjuangan di tahun 2020. Ditahun itu aku mengikuti Pendidikan Profesi Guru secara daring. Selalu ada tugas yang membuatku begadang. Zoom meeting pagi dan sore bersama dosen menjadi rutinitas tiap harinya. Ku jalani semua itu selama hampir 4 bulan.

Lelah memang, strespun sudah pasti. Terlebih lagi saat itu, aku kecelakaan yang mengakibatkan cidera lutut parah. Sebulan lebih aku harus memakai tongkat sambil tetap begadang berjam-jam di depan latop mengerjakan tugas. Aku harus cepat pulih. Aku menyugesti diri. Setiap hari ada tugas yang harus diselesaikan sebelum pukul 12 malam. Bersyukur memiliki teman seangkatan yang saling menguatkan. Kami terus berjuang hingga dengan izin Allah Tuhan Yang Maha Esa kami bisa lulus dan mendapat gelar guru profesional.

Semangat di tahun 2020 perlu ku bangkitkan kembali. Kita harus bisa membuat buku. Ya, harus bisa. Tak ada satupun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan. Pun dengan tantangan ini. Allah sudah mengaturnya. Jadikan setiap tantangan menjadi kesempatan kita untuk 'memantaskan diri' menjadi pribadi yang lebih berkualitas.