MenulisRutin 602(Hari ke 227, tahun ke II) 

 Kamis, 06 Desember 2021, gunung Semeru kembali memuntahkan guguran awan panasnya melalui Curah kobokan, pada sekitar pukul 09.00 pagi tadi. Guguran awan panas telah mulai nampak di kejauhan di saat aparat dan masyarakat yang bersiaga di zona merah menyaksikannya dari curah kobokan. Instruksi dari petugas yang sedang berjaga di pos seismograf Gunung Sawur menyatakan juga adanya tanda-tanda getaran yang menandai keluarnya muntahan lahar panas tersebut. Maka para aparat dan petugas yang sedang berjaga memerintahkan semua personil dan masyarakat yang ada di Curah kobokan agar segera mencari tempat yang aman.

Bertemu dengan beberapa pengungsi dari desa terdampak, dari kegiatan baksos yang kami lakukan menginspirasiku untuk menuliskan beberapa pengalaman aneh yang dialami. Salah satu warga desa terdampak yang punya warung makanan, beliau menceritakan jika beberapa hari sebelum terjadinya erupsi, dia sempat didatangi seseorang yang mengenakan pakaian putih yang telah lusuh dengan beberapa tali berwarna merah putih yang diikatkan di kedua lengan dan salah satu lututnya. 

Bapak tua berjenggot tersebut minta dibuatkan minuman, namun penjualnya ragu-ragu karena mengiranya orang yang sakit ingatan dengan performance yang ditunjukkan. Sehingga orang aneh berpakaian serba putih itupan sedikit kesal seraya mengucapkan, “Sampean tidak punya airkah, baiklah nanti akan kukirimkan 3 gayung ya?” Dan banjir lahar dingin yang datang kemudian meluluhlantakkan desa tersebut, “Inikah makna 3 gayung yang dikirimkan beliau?” 

Lumajang, 24 Desember 2021