Kapan seseorang itu wafat, tidak satupun yamg bisa memastikan. Karena kematian itu rahasia Allah. Tuhan yang Maha Pencipta. CiptaanNya pasti mati. Entah pagi, siang sore atau malam. Kenatian tidak mengenal waktu. Kematian bisa terjadi di rumah, di jalan, di rumah sakit, dalam mobil, di pesawat. Kematian itu tidak mengenal tempat. Yang muda bisa wafat, yang tua juga wafat, kematian tidak mengenal umur. Yang sehatcdan segar bugar tiba tiba saja wafat, yang sakit baru beberapa hari dirawat tiba tiba saja bisa wafat, ada juga yangcsakit menahun dan diopname sudah lama, yang kondisinya sudah mengkwatirkan, tapi bisa sehat kembali, karena ajalnya belum sampai sesuai dengan takdirvAllah. Ini semua adalah rahasia Allah. Kita sanpai pada suatu keyakinan bahwa yang berhak mematikan dan menghidupkan itu hanyalah Allah SWT

Ibu dan ayah saya keduanya sudah wafat. Kami kakak beradik yang lahir dari rahim ibuku berjunlah 10.orang. Dari 10 putra putri ibuku saat ini yang hidup hanya 5 orang 5 oramg lagi, telah meninggal. Pada umur yang berbeda beda. Pada lokasi yang tidak sama. Demgan penyebab yang berbeda, Ada karena sakir, ada juga karena kecelakaan, ada juga wafat dalam kondisi sehat Itulah kalau Allah sudah berkehendak

Ibuku yang kami panggil dengan Amak, meninggal pada tanggal 1 Oktober tahun 2011 yang lalu, dalam usia 72 tahun. Amak lahir tahun 1939. meninggal di RSAM Bukitinggi, setelah dirawat selama 22 hari. Aku masih ingat, satu hari sebelun amak wafat, aku masih mendampingi beliau di rumah sakit, di ruang Cindua Mato, kemudian seperti biasa aku kembali ke payakymbuh utk melaksanakan tugas sehari hari.. Amak saat itu ditemani kakak ku Dasmita dan juga ayahku Saat aku pamit kak Dasmita, pesan kalau besok kesini lagi agar aku membawakan pemper, karena stok sudah habis.

Hari itu aku berencana utk pergi ke rumah sakit. Namun sebelum itu aku pergi dulu melihat mahasiswa kami yang sedang melaksanakan bakti sosial masyarakar di Subarang Aia. Poisiiku saat itu sebagai pembina Himateta, karena kebetulan aku sebagai ketua jurusan. Disaat aku sedang beada di lokasi, aku ditelpon oleh istriku, dengan tangis terisak meminta aku untuk pulang. Tapi tidak mau memberi tahu apa yang terjadi. Namun firasatku mengatakan terjadi sesuatu dengan amak. Aku langsung minta antar sama salah satu mahasuswa yang mempunyai motor utk mengantarkan aku ke rumah. Disaar dalam perjalanan aku juga ditelpon kakak ku. Memberi tahu kalau amak sudah pergi. Inalilillahi wainna illaihi rojiun, aku hanya bisa berucap itu. Sampai di rrumah, bergegas menyiapkan semua untuk pergi ke rumah sakit.

Tiga tahun setelah kepergian amak, ayahku yang kami panggil apak, juga dipanggil menghadapNya.. Apak menghembuskan nafas terakhir tanggal 28 September 2014, di Rumah Sakit M. Jamil Padang dalam usia 82 tehun.. Apak lahir tahun 1931. Sebelum meninggal apak dirawat karena mengidap penyakit gagal ginjal. Apak sempat melakukan cuci darah selama 7 kali.

Pada hari apak dipanggi Allahl, apak secara medis sudah menunjukan kesehatan yang menbaik. Itu kami lihat dati dipindahkannya apak dari ruang ICU ke ruang perawatan. Aku ke padang, berangkat dari Payakumbuh, sehari sebelumnya. Kami bergantian menjaga dengan kakak ku Kasman.