"Coba lihat bulan malam ini" 

Itu perkataan suami ku saat Video call tadi. Padahal dia masih otw di jalan. Aku yang sedang bermain malam itu bersama si kecil lantas membuka pintu kamar di lantai 2. 

"Mana?" Tanyaku sambil membungkukkan badan,  menengadah ke langit. Gelap, cuma ada bintang kayaknya. Ngga ada bulan. 

"Ada.." Jawabnya lagi. "Coba liat ke langit" 

"Oke nanti dicari. Hati-hati di jalan dan cepat pulang"  Kataku lagi. Udah jelang pukul 8 malam. Dan hari ini adalah hari pertama UTBK di Universitas Negeri di kota kami. Jadi bulan Juli ini merupakan bulan yang sibuk bagi pak Suami. Sabtu minggu tetap stand by.

Setelah video call selesai, akupun membuka jendela ruang sebelah, di arah yang berlawanan dengan pintu kamar. Dan..saat menyibak tirai jendela. Masya Allah. Ada cahaya keperakan yang menembus jendela.

Bulan malam ini benar-benar indah luar biasa. Sangat terang. Bercahaya. Hati rasa bergetar dan lisanpun sontak memuji berbalut dzikir.

Saat mengecek di portal berita. Ternyata tanggal 5 Juli ini, selain perayaan hari kemerdekaan Amerika serikat 🤭  juga tengah terjadi gerhana bulan Penumbra, yang bertepatan dengan fase purnama yang dikenal juga dengan sebutan Buck Moon. Entah ini ada sangkut pautnya atau tidak dengan bercahayanya bulan yang menerobos jendelaku ini.

Dan memang terkadang kita harus banyak melihat ke arah langit. Menghujamkan mata ke hamparan bintang yang berkelip, dan bulan kuning yang memikat mata. Karena terlalu lama kepala ini menunduk, dan bercengkrama di layar hp.

                             🍀🍀🍀🍀

🍀Khatulistiwa, 5 Juli 2020🍀

#tantangan menulis hari ke-7

#tulisan ke-14