PENTINGNYA BUKU PEDOMAN GURU

Oleh: Harnieti, M. Pd

Banyak hal yang harus dilakukan seorang guru, agar mampu menjadi guru yang profesional. Di samping merencanakan, menilai dan mengevaluasi pembelajaran, ada beberapa perangkat lainnya yang juga mesti dimiliki oleh seorang guru, salah satunya adalah Buku Pedoman Guru (BPG). Saat ini buku pedoman guru barangkali tidak asing lagi di kalangan guru. Sebab hampir setiap guru yang mau megusulkan untuk kenaikan pangkat membuat buku pedoman guru.

Sesuai dengan namanya, buku pedoman guru adalah sebuah buku sederhana yang dibuat guru sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Buku pedoman guru dibuat pada awal tahun pelajaran. Guru dapat menuangkan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakanya dalam satu tahun ke depan pada buku pedoman guru yang dibuatnya. Selanjutnya rencana yang telah disusun dalam buku pedoman guru dapat dijadikan pegangan dan acuan bagu guru dalam pelaksanaan tugasnya. Selain itu buku pedoman guru juga dapat diartikan sebagai tulisan guru yang berisi rencana kerja tahunan guru, yang berisi tentang rencana pengembangan pembelajaran, penilaian dan pengembangan profesi guru itu sendiri.

Sebagai rencana pengembangan pembelajaran, dalam buku pedoman guru tergambar dengan rinci tentang kegiatan yang terkait dengan rencana pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang akan dilaksanakan guru untuk satu tahun ke depan. Sedangkan sebagai pengembangan profesi, maka buku pedoman guru berisi tentang rencana yang akan diikuti guru dalam upaya pengembangan profesinya.

Mengingat begitu pengtingnya buku pedoman guru, semestinya setiap guru membuat atau menyusun buku pedoman guru setiap awal tahun pelajaran baru. Namun kenyataannya di lapangan, kebanyakan guru yang menyusun buku pedoman guru hanya bagi mereka yang mau mengusulkan kenaikan pangkat.

Sesuai dengan namannya sebagai sebuah buku, maka buku pedoman guru harus memiliki sistematika dan syarat kelengkapannya. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Buku 4 tahun 2019 tentang Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dan juga Permenegpan-RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Manfaat buku pedoman guru, pertama, dapat dijadikan acuan atau pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang guru. Jika guru menyusun buku pedoman guru pada awal tahun pelajaran baru, maka ia akan memiliki acuan kerja yang dalam melaksanakan tugasnya selaku seorang guru. Baik tugas pokok maupun tugas tambahan lainnya. Sehingga bila dipedomani, maka bisa dipastikan tidak ada tugas pokoknya yang akan terlupakan.

Kedua, acuan bagi kepala sekolah dalam penilaian kinerja guru dan pelaksanan supervisi. Apabila setiap guru pada suatu sekolah menyusun buku pedoman guru, maka akan mudah bagi kepala sekolah dalam melakukan Penilaian Kinerja Guru (PKG), sebab kepala sekolah dapat melihat semua rencana kerja gurunya dalam satu tahun. Sementara untuk membuktikan keterlaksanaannya, kepala sekolah dapat melihatnya ketika melaksanakan supervisi. Apakah rencana tersebut sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam buku pedoman guru.

Ketiga, memudahkan pengawas dalam melaksanakan supervisi. Sama halnya dengan kepala sekolah, ketika pengawas sekolah mau melaksanakan supervisi terhadap seorang guru di suatu sekolah, ia dapat melihat rencana kerja guru tersebut melalui buku pedoman guru. Selanjutnya dapat dinilai pelaksanaannya melalui supervisi. Selain itu juga dengan meminta guru untuk memperlihatkan bukti fisik keterlaksanaan dari setiap rencana yang disusunnya.

Keempat, sebagai publikasi ilmiah yang dinilai angka kreditnya. Bagi guru yang akan mengusulkan kenaikan pangkat, maka buku pedoman guru yang telah disusunnya tersebut akan dapat dinilai angka kreditnya. Untuk satu kali kenaikan pangkat maka buku pedoman guru bernilai angka kredit sebesar 1,5, sesuai dengan yang tertera pada Permenegpan-RB Nomor 16 Tahun 2009. Buku pedoman guru akan dinilai apabila memenuhi syarat yang telah ditetapkan, seperti sistematika yang benar, ada pengesahaan kepala sekolah, memiliki lampiran yang dibutuhkan dan lain sebagainya. Lampiran yang dibutuhkan pada buku pedoman guru adalah sampel tentang rencana yang dituangkan guru dalam rencana kerjanya tersebut. Antara lain seperti program tahunan, program semester, analisis KI/KD, analisis tujuan mata pelajaran, analisis penetapan KKM, silabus, RPP, bahan ajar, format analisis penilaian harian, dan lain sebagainya.

Kelima, dapat dimasukan kedalam SKP guru. Setiap tahun guru juga akan menyusun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Tujuannya adalah untuk menetapkan target kinerja yang harus dicapai pegawai dalam kurun waktu tertentu yang bersifat nyata dan terukur serta telah disepakati antara pegawai yang bersangkutan dengan atasannya. Hal ini sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS dan Perka BKN Nomor 1 tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaannya. Maka buku pedoman guru dapat dimasukan oleh guru ke dalam SKP yang disusunnya sebagai kegiatan publikasi ilmiah.

Kelima, acuan dalam menetapkan upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan keberhasilan program sekolah.

Mengingat begitu pentingnya peran buku pedoman guru, maka selayaknya setiap guru mau dan mampu menyusun buku pedoman guru tersebut setiap tahunnya. Tujuannya agar guru memiliki acuan dalam bekerja. Guru yang memiliki acuan kerja tentu akan dapat menjadi guru yang profesional.