Harnieti

HARNIETI, M. Pd, lahir 6 Agustus 1973 di Pilubang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMEAN Payakumbuh...

Selengkapnya
Navigasi Web
TRIK PEMBELAJARAN IPS MENYENANGKAN

TRIK PEMBELAJARAN IPS MENYENANGKAN

 

TRIK PEMBELAJARAN IPS MENYENANGKAN

 

Oleh: Harnieti, M. Pd (Kepala UPTD SMPN 1 Kecamatan Luak)

 

Ilmu pengetahuan Sosial (IPS), merupakan salah satu mata pelajaran wajib, mulai dari tingkat dasar sampai menengah di Indonesia. Menurut Supardi (2011), IPS lebih menekankan pada keterampilan peserta didik dalam memiliki kemampuan memecahkan masalah yang ada di lingkup diri sendiri sampai masalah yang kompleks sekalipun. Intinya IPS lebih difokuskan untuk memberi bekal keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik.

Agar mampu mencapai tujuan dari belajar IPS tersebut, tentu harus ada aplikasinya dalam pembelajaran. Kenyataannya, tidak dapat dipungkiri  bahwa selama ini sering kita mendengarkan keluhan bahwa pembelajaran IPS sangat membosankan, tidak menarik dan terkesan bersifat hapalan. Apalagi jika belajar IPS dilaksanakan pada siang hari. Hal ini sering membuat siswa mengantuk dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi disajikan dengan menyampaikan konsep dan teori-teori yang mati dan tidak menarik. Akibatnya peserta didik  akan kehilangan kesempatan dalam membangun jiwa kritis, analisis dalam menganalisis fenomena-fenomena sosial yang ada, sesuai dengan hakikat IPS itu sendiri.

Sebenarnya menarik, atau tidaknya sebuah pembelajaran tergantung dari kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Bukan berdasarkan mata pelajarannya. Guru yang kreatif akan mampu membuat materi apapun menjadi menarik dan menyenangkan. Kemampuan guru dalam memilih metode dan media yang sesuai dengan materi akan membuat materi yang mulanya tidak menarik akan menjadi asyik untuk diikuti oleh peserta didik.

Dalam hal ini terlebih dahulu seorang guru IPS harus mampu merubah mindset atau pola pikirnya. Sehingga mampu pula merubah pola mengajarnya. Ada beberapa hal yang harus dipahami guru saat ini. Pertama, guru adalah sebagai fasilitator. Jadi bukan saatnya lagi guru mencerek dan peserta didik mencawan dalam pembelajaran. Peserta didik harus diberi kesempatan merekonstruksi pengetahuannya. Pendekatan konstruktivisme lebih pas digunakan. Sebab guru dapat mengkonstruksi pengalaman peserta didik. Proses belajar dilakukan bersama-sama antara guru dan peserta didik.  Kedua, merubah pola pembelajaran dari teacher centre ke student centre. Peserta didiklah yang diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran. Ketiga, merubah pola pembelajaran konvensional seperti ceramah, diskusi biasa dan lain sebaginya ke pembelajaran modern, yang dikenal dengan pembelajaran abad 21. Keempat, memanfaatkan IT dalam pembelajaran.

Kenyataannya saat ini masih banyak guru yang menggunakan pendekatan konvensional dalam mengajar IPS. Metode ceramah dianggap sebagai cara yang paling ampuh dalam menyampaikan materi IPS. Peserta didik diminta menghapal nama, tanggal, kronologi dan lain sebagainya. Sehingga pembelajaran IPS menjadi kurang bermakna dan membosankan.  Lebih parahnya lagi peserta didik diminta membuat catatan materi, hal ini tentu saja membuat pembelajaran tidak bermakna dan tidak menarik.

Ada beberapa trik yang dapat dilakukan agar pembelajaran IPS menaraik dan menyenangkan.

Pertama, sesuaikan antara materi pembelajaran dengan media pembelajaran. Pembelajaran akan menjadi mudah dimengerti oleh peserta didik apabila seorang guru dalam mengajar menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Apalagi dalam pelaksanaannya guru mampu menciptakan interaksi antara peserta didik dengan media pembelajaran. Pemanfaatan media pemeblajaran yang menarik akan membuat peserta didik terlibat aktif dalam belajar. Pembelajaran akan terasa menyenangkan.

Kedua, pembelajaran tidak hanya sekadar materi yang bersifat fakta dan hapalan semata, tetapi memberi peluang kepada peserta didik untuk menganalisis dan mengemukan argumennya. Hal ini bertujuan untuk melatih daya berpikir kritis mereka. Melalui analisis–analisis yang mereka lakukan, maka diharapkan mampu melatih mereka untuk mampu menyelesaikan   permasalahan sosial sederhana dalam kehidupan. Dalm hal ini tentu saja butuh kejelian guru dalam menganalisis materi yang sesuai dengan tuntutan KD.

Ketiga, mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata saat ini. Pembelajaran yang bersiafat kontekstual dan berkaitan dengan kondisi nyata saat ini, akan terasa lebih menarik untuk dibahas. Peserta didik akan lebih tertantang untuk mengetahuinya.

Keempat, menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang dipilih sebaiknya cocok dengan materi dan karakteristik peserta didik. Ada beberapa model pembelajaran yang ditawarkan dalam kurikulum 2013. Model pembelajaran tersebut antara lain, Problem Based Learning (PBL),  Project Based Learning (PJBL), Discovery Learning, dan Inquiry Learning. Namun disamping itu, juga terbuka bagi guru untuk memakai model-model pembelajaran yang sudah ada sebelumnya.

Kelima, mendorong dan menerima inisiatif peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Brook and Brooks (1999).  Kemandirian dan inisiatif dari peserta didik akan membuat mereka mampu menghubungkan antara gagasan dan konsep. Peserta didik yang berinisiatif dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, kemudian memberi kesempatan kepada mereka untuk menjawab dan menganalisis pertanyaan tersebut,  akan mampu melibatkan semua peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini dituntut kemampuan guru dalam memancing peserta didik, agar mau dan mampu untuk mengajukan pertanyaan.

Keenam, memberikan penugasan kepada peserta didik untuk mengembangkan klasifikasi, analisis dan melakukan prediksi terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan meminta mereka menemukan konsep-konsep baru. Hal ini bertujuan untuk melatih daya analisis peserta didik, menginterpretasi hingga bisa mengambil suatu kesimpulan. Tugas yang diberikan guru tentu saja terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kemampuan guru dalam merancang tugas-tugas yang sesuai juga sangat menentukan.

Demikian beberapa cara atau trik yang dapat digunakan guru dalam merancang pembelajaran IPS yang menarik. Namun mungkin masih terdapat beberapa cara lain yang dapat dikembangkan guru untuk membuat pembelajaran IPS menjadi menarik dan menyenangkan. Semua itu tergantung pada inovasi dan kreativitas dari guru yang bersangkutan.

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu....sukses selalu ya bu.

31 May
Balas

Mks bu..sukses juga bu

31 May

Sangat menginspirasi tulisannya, salam literasi

31 May
Balas

Terimakasih bu, salam literasi juga semoga sukses

31 May

Mantul

01 Jun
Balas

tq unsay..

01 Jun

Mantap

31 May
Balas

Terimakasih Pak Purcahyono

31 May

Guru hebat

31 May
Balas

Terimakasih Pak, masih belajar. Sukses selalu

31 May



search

New Post