Masih ingat dengan kisah salmon yang pernah kutulis?

Iya kurang lebih beberapa bulan yang lalu saya menulis di akun gurusiana tentang salmon.

Senang rasanya salmon-salmon itu tumbuh sejauh ini. Pesat? Setidaknya beberapa pakar yang berkecimpung di dunia itu berasumsi demikian.

Kadang sedih, bukan melihat saya. Namun mereka, mereka yang berpikir anak ini lah itu lah segala kelemahan anak. Jadi kenapa??? Apakah Tuhan menciptakan manusia-manusia lemah ini seperti apa kata mereka tanpa kelebihan?

Saya rasa Tuhan tidak seceroboh itu.

Asumsi sederhana saya, di pelosok jauh disana prof yohanes berhasil membuat juara dimana untuk melihat kearah modernitas saja mereka terkagum-kagum. Sementara banyak kota-kota yang sudah terfasilitasi masih sibuk mengkambing hitam kan kemampuan anak.

Ayok lah, jangan mendiskriminasikan kekuasaan Tuhan. Pengabdian bukan tentang anda dibayar berapa oleh siapa, serahkan pada Tuhan. Apakah itu masih kurang?

Dan ketika ada pertanyaan, tentang seberapa besar bayaran terhadap sesuatu ini dilontarkan kepada saya. Pikiran saya adalah apakah setimpal sebuah bayaran untuk membayar kepercayaan seseorang?

Saya percaya salmon-salmon ini dapat tumbuh optimal, itulah hal yang seharusnya tidak ternilai, sama halnya dengan sebuah kepercayaan. Jadi apakah kepercayaan anda rela dibayarkan oleh sesuatu?