SANG PUNJANGA
SANG PUNJANGA
Dalam Kalbu yang sepi Ku meredupkan mata
dalam termenungku melihat gejolak nista
aku gerah,resah dan meroka binaran mata mentari yang mengelora
angin berhembus bagaikan menerka jiwa yang sekarat
tapi tak tahukah apa yang menjadi beradap dan biduk yang terluka
hentaman kata sang ounjanga melahirkan banyak menerka jiwa
kadangku berlari, kadangku berteriak mengungkapkan jiwa yang mengelora
cahaya datang menerka hati yang kelam dan durjana
kapankah hati dan perasaan yang melingkari nera menjelaka diangsana
hidup penuh dijalankan dengan sengsara
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mksh banyak ...
Mohon maaf, saya edit penulisannya ya, Pak? SANG PUJANGGA Dalam kalbu yang sepi ku meredupkan mata dalam termenungku melihat gejolak nista aku gerah,resah, dan merekah binaran mata mentari yang mengelora angin berhembus bagaikan menerkam jiwa yang sekarat tapi tak tahukah apa yang menjadi beradab dan biduk yang terluka hentaman kata sang punjanga melahirkan banyak menerka jiwa kadangku berlari, kadangku berteriak mengungkapkan jiwa yang mengelora cahaya datang menerka hati yang kelam dan durjana kapankah hati dan perasaan yang melingkari (nera menjelaka diangsana?) hidup penuh dijalankan dengan sengsara