Wonder Momen dari Condet, Jakarta (4)
Sedekah Meraih Berkah
Saat Hasan sedang merenung depan teras rumah di Condet Jakarta Timur yang terkenal dengan hasil salak condetnya yang sudah hampir punah, terdetik bagaimana seorang Ummi haji Rohmah membiayai hidup anak-anaknya yang berjumlah empat belas. Uwan (panggilan ayah), suaminya hanya seorang ustad dan guru mengaji di kampung Condet.
Hasan sampai tidak habis pikir bagaimana H. Moh. Zen (alm) dan istrinya Hj. Rohmah memanagemeni keuangan mereka. H. Moh. Zen hanya lulusan SR (Sekolah Rakyat) dan pernah belajar di pesantren sebentar. Tapi beliau subhanallah hafal 30 Juz al-Qur’an. Ummi Hj. Rohmah yang membuka warung kelontong kecil-kecilan yang besar yang kondisinya maju tidak, bangkrutpun tidak. Hajah Rohmah tidak pernah mengenyam bangku sekolah formal. Beliau tidak bisa membaca huruf latin. Yang bisa beliau lakukan hanyalah membaca al-Qur’an setiap hari. Beliau tidak bisa menulis. Tapi dari pasangan ini bisa membiayai anak-anaknya bahkan sampai ke luar negeri.
Kemudian Ummi Hj. Rohmah duduk dekat Hasan sambil membawa teh manis dan kue geplak (makanan khas Condet yang terbuat dari tepung dan gula merah serta kelapad). Hasan sambil menghirup teh manis buatan ummi membuka pembicaraan kepada umminya. Ummi, bagaimana sih ummi bisa mengatur keuangan sedangkan uwan kan tidak mempunyai gaji, kadang dapat, kadang tidak ? sedangkan setiap hari harus keluar biaya buat anak-anak ummi jajan, buat masak dapur dan lain-lain. Hasan saja yang PNS punya anak 2 dan istri juga bekerja PNS serasa masih kurang aja dalam mengatur dan memanajemeni keuangan. Apa sih rahasianya?
Ummi tersenyum lembut melihat keseriusan pertanyaan anak laki-lakinya itu. Ummi berkata dengan gaya bertanya, Hasan sudah sedekah? Berapa persen kamu sedekahkan dari gajimu? Hasan terdiam. Sambil terus memandang ummi haji Rohmah yang terlihat bersinar wajahnya karena sering terkena air wudhu. Ummi kemudian melanjutkan pembicaraannya. Hasan, ummi sederhana saja, orang tua ummi, kakekmu selalu bilang sedekah rohmah diawal, insya Allah berkah. Ummi praktikkan itu. Uwan kasih ummi misal Rp. 100.000,- maka diawal ummi akan ambil 10 %. Buat apa? Buat ummi sedekahkan kepada yang tidak mampu. Bisa anak yatim, anak miskin, tukang minta-minta, orang jompo yang tidak bekerja, janda yang miskin atau siapa saja yang membutuhkan. Hasan penasaran langsung bertanya kenapa 10 % mi? bukannya 2,5 %. Dengan tenang ummi berkata : Hasan, kalo ibarat kendaraan ummi tidak hanya kendaraannya saja, tapi ummi ingin lengkapi dengan assesoris kendaraan agar lengkap, makanya ummi ambil 10 %. Dengan sedekah, keberkahan hidup kita dapatkan dan insya Allah rezeki tidak akan berkurang bahkan semakin bertambah. Itu yang ummi lakukan ketika menerima uang dari uwan berapapun dikasihkan, ummi terima. Ummi syukuri perjuangan uwan kamu.
Hasan tertegun melongo. Berbagai perasaan campur baur mendengar keterangan ummi tentang sedekah diawal. Hasan semakin penasaran dan mengajukan pertanyaan. Apalagi yang ummi atur selanjutnya? Berarti ada Rp. 90.000 sisanya. Ummi ambil buat tabungan 10 %. Buat tabungan anak-anak ummi sekolah. 10 % ummi pisahkan buat modal dagang. Sisanya ummi atur untuk keperluan dapur, keperluan ongkos anak-anak umi sekolah dan jajan, keperluan uwan kamu, dan lain.
Hasan semakin melongo. Semakin penasaran. Terus bagaimana mengatur makan anak-anak yang banyak itu mi? Hasan dua saja, repot banget rasanya.
Hasan, Ummi mengatur uang belanja makan tergantung kebutuhan. Misal ummi beli cabai hari ini Rp. 1000, ummi atur agar itu bisa 2 hari. Jadi ketika besok diberikan uang sama uwanmu maka yang tadinya biasanya beli Rp. 1000 tiap hari buat cabai, maka bisa ummi simpan Rp. 500 buat tabungan. Begitu seterusnya san.
Pesan ummi buat Hasan, teruslah bersedekah di awal gajimu. Insya Allah, akan banyak aliran-aliran positif yang masuk ke dalam hidupmu dan rumah tanggamu.
Hasan tertegun dan mengucurkan air mata. Hasan peluk ummi haji Rohmah. Hasan tuangkan dan tumpahkan perasaan Hasan dengan memeluk wanita yang sudah melahirkannya. Makasih ummi. Ummi adalah kramat hidup Hasan di dunia. Doakan Hasan ya mi. Moga Hasan bisa meniru seperti yang sudah dilakukan sama anak-anak ummi. Maafkan Hasan jika belum bisa membahagiakan ummi.
Ummi selalu doakan buat anak-anak, cucu dan cicit ummi. Moga selalu berkah hidupnya. Hayo, minum dan habiskan teh manisnya nanti keburu dingin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat inspiratif pak
Sangat inspiratif pak
Doakan sama bisa mencontoh dan mempraktikkan semua nasihat ibu saya
Doakan sama bisa mencontoh dan mempraktikkan semua nasihat ibu saya
Masyaallah, kisah inspiratif banget. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Amiin ya rabbal alamin.. Terima Kasih bu Siti Sopiah
kerennn, salam sukses selalu
Keren, sedekah membawa berkah Pak, ijin follow, ditunggu folbacknya, salam sehat selalu
siap ibu dewi s
siap ibu dewi s
siap ibu dewi s
keren cerita tetntang ibundanya ya pak? semoga sehat selalu
doakan sehat buat ibuku yah bu fi
doakan sehat buat ibuku yah bu fi
doakan sehat buat ibuku yah bu fi
Mantaff. Saslam kenal. salam literasi. izin follow.
siap pak asep ... salam silaturahim ... salam literasi
Semoga saya bisa ikut menerapkan pola hidup sedekah di awal. Akan saya ingat selalu Bapak.
bismillah bu dewi zulin ... saya juga mulai praktikkan
Sedekah...tabungan kita di akhirat...keren..salam literasi
Semoga saya bisa meniru ibu saya
Sedekah, sedekah dan sedekah. In syaa Allah hidupmu berkah.
Teruslah bersedekah di awal gajimu, seperti pesan ibu. Barokalloh Pak.