Hasrida Nengleli

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Benarkah ini, Tuhan? (Part 14)

Tantangan Hari Ke - 48

#TantanganGurusiana

. . .

Aku lepas rangkulannya, berharap suamiku dapat cepat membantu orang tuaku. Mobil putihku menuju ke luar pagar. Aku pandangin dari balik jendela kamar depan. Tampak olehku suamiku pergi terburu-buru. Dalam hatiku berdoa, “Ya Allah, selamatkan suamiku dalam perjalanannya Ya Allah. Aku teringat doa dari hadis riwayat imam addarimi, ibnu khuzaimah dari anas bin malik yang di baca ketika melepas orang yang hendak bepergian. Zawwadakallahut taqwa (semoga Allah membekalimu ketaqwaan}, Wa Ghafarozanbaka (dan semoga Allah mengampuni dosa-dosamu), Wa Yassaro lakal khoiro haistsuma kunta (dan semoga memudahkan kebaikan untukmu di manapun kamu berada). Aamiin ya Allah... Melaju sudah kendaraan suamiku, hingga hilang dari pandanganku yang disertai dengan iringan doa yang aku lantunkan.

Baru saja aku berbalik arah dari hadapan jendela. Terdengar ada kendaraan yang datang dari arah pagar depan rumahku. Buru-buru aku menuju pintu depan dalam kondisi meringis menahan sakit. Aku buka pintu dengan segera, kemudian terduduk aku di depan pintu. Badanku melemah, aku seperti kehilangan tenaga. Aku lihat dua orang adikku datang. Aku lambaikan tanganku “Sini Dik, cepatlah. Tolong bantu abang. Sekalarang abang di rumah Mak. Bapak kita jatuh.” Kembali air mataku berlinang.

Segera Adikku memasang standar motornya. Lalu bergegas meraih rangkulanku. “Kakak, yang sabar, jangan nagis lagi. Aku akan susul Abang ke sana.” Katanya membujukku. Aku raih tisu yang ada di atas meja, aku hapus air mata yang terurai di sekitar pipiku. Adikku yang perempuan merangkul dan membimbingku mengajak masuk ke kamar. seraya minta aku untuk beristirahat saja. “Kakak sakit, jangan terlalu banyak pikiran, biarlah kami yang urus bapak yang sakit. Kakak istirahat ya.” Adikku yang laki-laki segera bersiap-siap untuk berangkat menuju rumah orang tua kami. “Kakak, pamit aku mau ke rumah Bapak. Semoga bapak baik-baik saja.” Adikku yang bungsu kembali raih tanganku sambil mencium tanganku, dan menstarter motornya dengan kecepatan tinggi. Aku tahu ia juga sangat khawatir dengan kondisi orang tuaku.

-BERSAMBUNG-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post