Hasrida Nengleli

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sendu Mengusik Jiwaku ke Masa Lalu (Part 34)

Tantangan Hari ke-87

#TantanganGurusiana

. . .

Kesepakatan seluruh keluargaku dan keluarga Bang Darman, akan di wujudkan hari ini. Aku dilayani bak Ratu dan Bang Darman di perlakukan bak Raja. Benar kata orang hari pernikahan menjadikan kita raja sehari, yang mendapatkan kebahagian serta rahmat dari Allah dan dapat menciptakan ketenangan jiwa dan memupuk rasa cinta kasih. Semoga Allah meridhoi pernikahanku.

Di pelaminan ini aku dan Bang Darman ditemukan dalam acara yang sakral. Keluarga dan kaum kerabat banyak yang datang memberi restu dan ucapan selamat pada pernikahan kami. Termasuk juga sepupuku Nindy hadir dengan suaminya Bang Zai, Herry dan istrinya Cerly. Adanya merekalah aku dan Bang Darman dapat bertemu di Pantai Gondaria. Gandaria menjadi saksi bisu tumbuhnya cinta kami berdua. “Selamat menempuh hidup baru, ya Veny dan Darman, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah buat kalian berdua.” Tangan Nindy aku sambut, dan Ciuman dari Nindy pun mendarat di pipiku. Menyusul ucapan dari suami Nindy yaitu Bang Zai. “Semoga selalu bahagia”. Disusul oleh ucapan Bang Harry dan Cerly. Semua rangkaian acara berjalan lancar, semua tamu terlihat puas dengan pelayanan keluarga kami. Aku dan Bang Darman pun menikmati kebahagian itu.

Lima tahun sudah berlalu kengan itu. Masih belum hilang kebahagian yang aku rasa. Namun belakangan ini setiap saat ada saja yang mengusik kedamaian ini. Apalagi semenjak ayah tidak bekerja lagi karena kecelakaan itu. Sebagian badan ayah lumpuh. Mulailah permasalahan satu persatu muncul. Semua selalu saja berasal dari tuntutan mama yang selalu berlebihan. Bahkan sudah berani menuntut harta ayah yang ada sama kami dan ibu selama ini. Keberanian mama sangat luar biasa. Iya tak ada segannya sama sekali, baik pada ibu, Bang darman, maupun pada aku dan adik-adik. Untuk menjenguk ayah kami sangat susah, selalu saja dihalang-halangi oleh mama. Sementara ketika kami berusaha menghubungi ayah lewat telepon ayah selalu saja marah-marah tanpa alasan kepada kami. sehingga kami tak punya kesempatan untuk menjelaskan apapun. Entah asutan apa yang jejali mama kepada ayah hingga ayahpun tak mau terima kami di rumah tempat tinggalnya bersama mama.

Bahkan mama mulai mengadu domba ayah dengan Bang Darman dengan memburuk-burukkan Bang Darman. Sehingga ayahpun mulai membenci Bang Darman. Selalu saja mama mengusik-usik kami yang belum punya keturunan. Aku semakin tak mengerti selalu saja mama menghina dan merendahkan Bang Darman dengan kata-kata laki-laki tak berguna. Aku sendiri rasanya tak sanggup mendengarkan yang berbisa menyesak dan menyakitkan hati. Akan mampu Bang Darman bertahan dengan situasi seperti ini?

-BERSAMBUNG-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post