Pentigraf merupakan cerita pendek yang pendek. Pentigraf terdiri dari tiga paragraf.yang fokus pada satu tokoh dan cerita. Pentigraf merupakan cerita narasi dan terdapat dialog maksimal satu dialog saja. Elemen dalam narasi harus muncul seperti tokoh, alur dan latar harus hadir secara utuh dalam satu cerita. Tokoh dalam cerita berfungsi sebagai motor penggerak alur yaitu manusia, hewan, tumbuhan atau alam.

Sumber cerita pentigraf dapat diambil dari pengalaman pribadi kemudian diolah menjadi pengalaman bersama. Dalam pentigraf terdapat alur yang dimiliki tokoh dan konflik yang harus dimunculkan dalam cerita. Konflik dapat dapat berupa (1)manusia dengan dirinya sendiri, (2)manusia dengan manusia lain, (3)manusia dengan alam dan budaya, dan (4)manusia dengan Tuhan. Konflik dapat diletakkan di awal atau akhir cerita. jalan yang disusun penulis harus menghindari menyenangkan pembaca. Di akhir cerita penulis harus membelokkan logika yang menyenangkan untuk pembaca diganti dengan kejutan yang dapat menimbulkan ketegangan di paragraf ketiga. Penulis membuat cerita yang di akhir pembaca tidak dapat menebak apa yang terjadi di akhir cerita. Akhir cerita harus melahirkan pengertian “Kok begitu ya ?” dan bukan akhir cerita yang normal. Panjang paragraf maksimal 210 kata.

Tips untuk membuat kejutan: nakal, tidak wajar . Nilai-nilai atau pesan akan menarik muncul dari kesalahan , keterpurukan, dan kecewa

Pelatihan membuat pentigraf dapat dilakukan kepada anak dengan membuat gagasan-gagasan yang tidak harus bersifat baik atau logika yang normal saja, namun harus keatif agar pembaca tidak mudah menebak akhir dari suatu cerita