Januari 29, 2021

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hai semuanya. Alhamdulillah masih diberi kesempatan oleh Allah untuk ngelanjutin nulis di blog ini. Ini blog sambungan dari cerita blog yang lalu. Nah, biar ceritanya nyambung, mending baca dulu deh cerita part sebelumnya, biar ceritanya lebih greget gitu, hehe.

Nah, jadi ceritanya. Aku tuh dapat surat cinta dari Allah. " Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu. (Q.S. Luqman: 33)". Nah arti simpelnya apa? Allah melarang untuk tidak terpedaya dengan kehidupan dunia sehingga waktu untuk berbuat amal shalih terhambat. Nah itu aku banget.. Aku yang sibuk dengan dunia, kadang-kadang waktu untuk Allah aku abaikan.. So, now I want to change as best I can. Makanya setelah kuliah, aku milik mondok di dayah. Aku yakin itu pilihan yang terbaik.

Awalnya aku sempat ragu dan gak percaya, kok bisa sih aku kepikiran untuk mondok? Padahal teman-teman aku udah pada kerja, udah pada punya penghasilan, masak aku milih mondok? Emm itu pertanyaan-pertanyaan yang menghujani isi kepalaku. Tapi hatiku menjawab, mengejar cinta Allah itu indah lhoo. Aku gak pernah kecewa ketika aku berharap kepadaNya.

Sebelumnya aku banyak sekali timbul pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang. " Kenapa harus mondok? Kenapa gak kerja, kamu kan udah sarjana, kasian lho orangtua habis uang, ujung-ujungnya kamu gak kerja. Kamu kenapa gak milih untuk ngaji biasa saja, kan sama saja. Kok kamu terlambat banget sih mondoknya, kenapa gak dari dulu, kalau sekarang kamu milih mondok, gak ada lagi gunanya dengan usiamu yang sekarang. And bla.. bla. bla.." Padahal aku pribadi lho yang ngejalaninya, kok pada mereka sih yang komentar. Jadi ya aku jawab saja singkat pertanyaan mereka. Paling satu dua dari mereka yang ngedukung aku, yang support aku, yang ngedoain aku. Yeah. Diri kitalah yang tau apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. Lagian keluarga aku fine aja, gak masalah.

Previous.. Aku sempat patah semangat. Ketika aku mengejar sesuatu yang baik, aku seperti menaiki puncak yang gak sampai-sampai, jauuuhhh sekali. Ketika aku hendak mendaftarkan diri sebagai santri di dayah, aku sempat ngalami keterhambatan. Sebelumnya, aku lulus melamar kerja di sekolah Tahfidz, ini yang membuat kepalaku campur aduk. Terus, aku lihat teman-teman pada ambil S2, aku jadi kepengen ikutan. Lagi, emm ada sesuatu yang mengganjal hati. Dan lagi aku sempat ngalami kecelakaan pas mau ambil formulir di dayah. Aku ngerasa, apa aku gak diizinin ya untuk mondok? Aku selalu terhalang oleh masalah-masalah baru. Tapi aku yakin, itu ujian buat aku, Allah ingin tahu seberapa kemauan aku untuk mondok. Pada akhirnya Allah luruskan perjalanan aku, Allah mudahkan urusanku. Aku mencapai titik dimana aku percaya sama usaha sendiri. Man Jadda Wajada.

Lalu aku meng-offkan semua kegiatanku sebelumnya. Aku udah tekadkan niatku ini. Dengan bermodalkan Bismillah aku pergi mencapaikan asa yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya.

Hufftt. Aku harus merelakan impian yang paling aku cintai itu, aku harus meninggalkan mak dan bapakku dirumah, nangis berat pastinya. Dan aku bakalan jarang bertemu sama teman-temang yang selalu bersama. Rasanya aku pengen nangis sekeras-kerasnya.. Sedih, galau, campur aduk deh pokoknya. Tetapi, semua yang Allah takdirkan pasti indah..

Tulisan sampai disini dulu ya. Terlalu panjang juga membuat pembaca bosan kan? Tugguin cerita selanjutnya ya. Masih banyak hal lainnya yang belum aku tuliskan. Sampai bertemu pada tulisan selanjutnya...

Wassalam..