Mungkin tidak pernah terbayang bagi kita akan menemui keadaan seperti ini. Apalagi aku. Selama ini aku selalu menurutimu, mengalah, bahkan membelamu disaat kamu melakukan kesalahan di depan teman-teman. 

Mungkin teman-teman akan menghujatku dari belakang karena telah menyembunyikan dan membela kelakuanmu yang kurang tepat. Aku tidak peduli. Aku cukup tahu dirimu, bahkan sangat tahu. Yang penting hubungan ini selalu baik. Betapa bodohnya aku kala itu. Anehnya, aku melakukannya bertahun-tahun.

Setiap hari aku selalu mengingatkan dirimu untuk selalu berubah tapi kau tidak menghiraukan. Di depanku, kau berkata ya tetapi nanti kau akan kembali ke sifat asalmu. 

Aku sudah berusaha berkali-kali mendekatimu, baik sebagai kakak maupun sebagai teman. Bahkan tidak jarang, kita bertengkar karena hal yang sepele. Hal yang menurutku kurang pantas malah kau mengganggapnya biasa saja. Bahkan orang tuamu cukup percaya dan berharap padaku untuk membuatmu berubah secara perlahan. 

Egomu memang aku acungi jempol. Kau tidak peduli, orang suka atau tidak, namun kau berbuat sesuka hatimu. Namun, aku tetap bertahan menjadi sahabat terbaik disampingmu. Kadangkala aku lelah dengan kelakuanmu, namun karena aku ikhlas menyayangimu, tak jarang aku selalu mengalah. Dengan harapan, suatu saat nanti kau berubah.