AKSI NYATA BUDAYA POSITIF
Pada pembelajaran di Modul 1.4, saya melakukan aksi nyata yaitu dengan membuat kegiatan pengimbasan materi pemahaman penerapan budaya positif untuk rekan-rekan sejawat di sekolah saya. Kegiatan pengimbasan ini sebagai ruang untuk berbagi informasi dan sebagai ruang untuk berkolaborasi antar tenaga pendidik di sekolah saya. Saya berharap ilmu yang saya dapatkan dalam Pendidikan Calon Guru Penggerak ini dapat bermanfaat bagi orang lain terutama rekan kerja saya dalam mendidik putra putri bangsa kita tercinta ini. Kami ingin bersinergi untuk belajar bersama tentang Disiplin Positif dan bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk mewujudkannya menjadi budaya positif baik dilingkup kelas maupun sekolah. Dengan waktu kurang lebih satu jam kami di pertemukan dalam sesi kegiatan pengimbasan sederhana sehingga kita dapat saling berbagi ilmu serta pengalaman di kelas kami masing-masing. Harapan saya dengan mengajak rekan satu sekolah akan berdampak lebih luas dalam pengimbasan tentang budaya positif ini.
Pada sesi kegiatan pengimbasan tersebut kami belajar banyak sekali materi modul 1.4 di antaranya adalah :
1. Perubahan paradigma pembelajaran
2. Disiplin positif dan nilai kebajikan universal
3. Teori motivasi, hukuman, penghargaan, dan restitusi
4. Kebutuhan dasar manusia
5. Keyakinan kelas
6. Posisi kontrol guru
7. Segitiga restitusi
Yang saya sampaikan garis besarnya sebagai berikut :
1. Perubahan paradigma pembelajaran ini merupakan pergeseran antara stimulus respon menjadi teori control. Pembelajaran dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang berpihak kepada murid dan berdiferensiasi, sehingga setiap murid akan belajar sesuai dengan kebutuhan dari tahap perkembangannya untuk menjadi manusia yang bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya di masa depan.
2. Makna kata disiplin mengacu pada disiplin diri yang memiliki tanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya berdasarkan nilai-nilai yang diyakini. Kemudian yang dimaksud dengan disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta didik tanpa imbalan penghargaan (reward), ancaman atau hukuman.
3. Setiap perilaku salah yang dilakukan oleh murid kita pasti punya motivasi tertentu yang terbagi menjadi tiga, yaitu: untuk menghindari ketidaknyamanan / hukuman, untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan, kemudian motivasi yang paling baik adalah untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai. Dari tidakan yang didasari motivasi-motivasi tersebut maka seorang guru akan memberikan respon kepada muridnya yang dikategorikan menjadi konsep disiplin identitas gagal dan konsep disiplin identitas sukses. Konsep disiplin identitas gagal mencakup 2 tindakan yaitu memberikan hukuman dan penghargaan, yang dimaksud dengan hukuman adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang bersifat memaksa dan menyakitkan, sedangkan penghargaan adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang dengan suatu imbalan benda / peristiwa yang diinginkan. Kemudian konsep disiplin identitas sukses mencakup 2 tindakan yaitu konsekuensi dan restitusi, yang dimaksud dengan konsekuensi adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang membutuhkan proses stimulus respon, sedangkan restitusi adalah proses mencipakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan sehingga mereka bisa kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat. 4. Murid kita melakukan suatu tindakan indisipliner tersebuat bisa saja karena kebutuhan dasar mereka belum terpenuhi, sehingga mereka berusaha mencari cara agar bisa terpenuhi. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi lima, yaitu : bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, penguasaan, kebebasan, dan kesenangan.
5. Diperlukan suatu nilai yang membantu mereka menjadi murid yang berbudaya positif dalam hal ini adalah keyakinan kelas, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati oleh guru dan murid secara tersirat dan tersurat dalam kelas sebagai acuan dalam berperilaku terhadap diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan tersebut.
6. Budaya positif juga bisa diwujudkan dengan memiliki posisi kontrol terbaik sebagai seorang guru dalam merespon tindakan indisipliner murid. Posisi kontrol tersebut dibagi menjadi lima, yaitu, penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manager. Dalam hal ini posisi manager di anggap sebagai posisi kontrol yang terbaik dan ideal untuk diterapkan.
7. Pada posisi manager guru tidak berperan sebagai pengatur perilaku muridnya, melaikan guru sebagai pembimbing murid agar bisa mengatur dirinya menjadi pribadi dengan karakter yang lebih kuat lagi. Disinilah konsep disiplin identitas sukses diterapkan melalui restitusi yang memiliki 3 tahapan, yaitu: mensatabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.
Demikian garis besar materi yang saya sampaikan dalam kegiatan pengimbasan materi modul 1.4, melalui kegiatan ini saya berharap rekan sejawat bisa mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan di kelas mereka masing-masing sehingga budaya positif bisa terwujud di sekolah kami.
Salam guru penggerak
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap