HELLEN NOVIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CUCU KESAYANGAN Hari Ke-8 Tantangan Gurusiana

CUCU KESAYANGAN Hari Ke-8 Tantangan Gurusiana

“Sarida, ayo petik sebelah sini,” seruku.

“Baiklah Nek,” balasnya.

Sarida adalah cucu kesayanganku. Dia anak dari anak pertamaku, Syaiful. Setiap liburan tiba dia selalu datang berkunjung ke rumah kami. Kehadirannya membuat hari tuaku lebih berwarna. Tingkal lakunya menyibukkanku. Tak jarang seisi rumah dipenuhi gelak tawa karenanya.

Dia gadis kecil yang lincah dan ceriwis. Dia bergerak aktif ke sana kemari. Ada saja yang ingin dikerjakannya. Kadang dia meminta izin untuk mencuci baju sendiri, membongkar ubi kayu di ladang kemudian menggorengnya, memanen tebu lalu menjualnya, menyambung rambutnya dengan rambut benang milikku dan membongkar baut tape recorder yang masih baru. Seringkali aku dikejutkan oleh pertanyaannya tentang berbagai hal, seperti kenapa perempuan harus berjilbab, kenapa makan harus pakai tangan kanan dan kenapa membuat sambal harus pakai bawang merah.

”Nek. Sudah selesai,” lapornya.

“Ayuklah kita pulang,” balasku.

“Besok kita jual, Nek?”

“Iya. Besok subuh semua hasil panen ini kita jual ke pasar.”

“Aku ikut Nek.”

Aku tersenyum kepadanya. Diapun paham isyarat itu.

Matahari sudah mulai turun ke ufuk barat. Kamipun berkemas. Sarida membantu membawa hasil panen semampunya. Dia menjinjing cabe rawit serta memanggul cangkul kecil miliknya. Aku dan Enim membawa keranjang yang lebih berat. Bertanam sayur mayur lalu menjualnya ke pasar sudah menjadi keseharian kami. Usaha ini cukup membantu penghidupanku dan anak-anak sedari dulu.

***

“Sarida. Ayo bangun!”

Azan Subuh berkumandang. Aku, Sarida dan Enim harus segera bersiap. Kami akan pergi ke pasar menjual hasil panen kemaren sore. Sarida sudah siap dengan jaket merah jambunya. Dingin pagi itu memang menusuk. Tapi tidak menyurutkan semangat Sarida turut berjualan ke pasar.

“Tit! Tit! Tit!”

Mobil angkutan sudah datang. Kenek bertubuh kurus itu membantu mengangkat barag-barang kami. Setelah memastikan semuanya masuk ke mobil, kamipun naik dan duduk di bangku panjang. Sarida duduk diantara aku dan Enim. Dia sibuk memperhatikan penumpang lain berbincang. Tidak ada keluhan terlontar dari bibir mungilnya.

Sumber gambar:

https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/2791202/8-ilustrasi-yang-bakalan-bikin-kamu-kangen-nenek

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bu

11 Jul
Balas

Kerwn, lg bikin cerita, anak ya say..

13 Jul
Balas

Keren.. Cerita yang indah.. Sukses selalu

11 Jul
Balas



search

New Post