HELLEN NOVIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Siti Banun Liburan di Rumah BakoTantanganMenulisGurusiana Hari ke-3

Matahari mulai turun ke ufuk Barat. Namun langit masih biru ditemani awan putih kapas. Siti Banun tengah asyik mengumpulkan siput sawah. Setengah badannya berlumur lumpur. Bosan mencari siput, Siti Banun lanjut berjalan menelusuri banda. Bermodal kantong plastik Siti Banun menangguk ikan-ikan kecil lincah menggemaskan. Sesekali gadis kecil itu terlihat kesal. Susah sekali menangkap ikan-ikan itu.

Aku memandangi dari kejauhan. Siti Banun diikuti adik perempuannya jatuh berkali-kali. Mereka saling menertawakan ketika salah satu dari mereka jatuh. Tampaknya mereka sangat menikmati bermain di banda. Tak ingin rasanya merusak canda tawa itu. Namun amanat ini harus aku sampaikan. Siti Banun harus segera berangkat kerumah neneknya.

Siti Banun adalah cucu pertama di tengah keluarga pihak ayahnya. Dia cucu kesayangan. Setiap akhir pekan kehadirannya selalu ditunggu. Dia hadir memecah keheningan dan meramaikan sepi. Hanya saja Siti Banun selalu enggan kesana karena disana dia merasa sepi, tidak banyak teman sebaya dan tidak bisa main di banda atau sawah. Tetapi Banun tetap menuruti jika disuruh berangkat.

Sekarang liburan tiba. Waktu Siti Banun akan lebih panjang di rumah bako. Jarak rumah bako tidak terlalu jauh. Tetapi untuk pergi kesana Siti Banun harus berjalan kaki kira-kira lima ratus meter. Kemudian dilanjutkan dengan menumpangi angkutan pedesaan. Aku selalu kebagian tugas mengantarnya.

Matahari sudah semakin turun. Aku harus segera mengantar Siti Banun ke rumah bakonya. Aku beranikan diri mengganggu kesenangannya dan menyaksikan gelak tawanya berubah menjadi cemberutan. Aku memanggil namanya.

“Banun!”

“Apa etek?”

“Ayo, kita harus ke ujung.”

“Besoklah etek. Kan liburan masih panjang.”

“Ayolah! Nenek sudah bertanya-tanya kapan kesana.”

“Eteeek. Besok saja.”

Aku berusaha membujuknya. Akhirnya Siti Banun menurut dengan hati kesal. Dia tidak sanggup membayangkan sepi. Di satu sisi dia juga tidak tega menolak keinginan nenek. Dia sayang neneknya.

Keep stay tuned in this blog!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nama tokoh 'Siti Banun' sangat unik dan lucu..saya suka. hee

03 Mar
Balas

Ya bu terimakasih. Salam kenal dari hellen

03 Mar
Balas



search

New Post