Di sebuah kanal youtube, Ridwan Saidi menceritakan bahwa dahulu beliau pernah bercengkrama dengan Buya Hamka perihal dunia kepenulisan. Buya Hamka senang melihat Babe Ridwan suka menulis, tetapi tulisannya belum ada tuah. Seperti apa sebenarnya tuah di dalam tulisan? Babe Ridwan pun tidak menanyai Buya Hamka perihal itu.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tuah bisa bermakna sakti, keramat, berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan (kebahagiaan, keselamatan, dan sebagainya. Setelah mengetahui makna kata tuah, setidaknya kita punya gambaran seperti apa tulisan yang bertuah itu.

Menurut saya, tulisan yang bertuah adalah tulisan yang mendatangkan berkat, memberi pengaruh, atau mendatangkan keuntungan, keselamatan, serta kebaikan. Sebuah tulisan bisa merubah kehidupan sosial, agama, pendidikan, politik maupun ekonomi. Karena sebuah tulisan, fiksi atau non fiksi, cenderung lahir dari kegelisahan seorang penulis dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitarnya pada waktu tertentu. Apakah semua tulisan yang berpengaruh bisa dikatakan bertuah? Tentu.

Bagaimana menghadirkan tulisan yang bertuah? Setelah mengamati tulisan dan sosok penulis terkenal, saya menyimpulkan bahwa tulisan yang bertuah tidak lepas dari kepribadian penulis itu sendiri. Sebuah tulisan akan bertuah jika ditulis oleh pribadi yang bertuah pula. Setiap diksi atau kata yang muncul di dalam tulisan bertuah merupakan bunga atau buah perjuangan dan ketangguhan penulisnya. Penulis dengan tulisan bertuah umumnya orang yang memantaskan diri untuk tulisannya.