Sinabung Murka Lagi
#Tagur Hari-37
Beberapa saat terahir, dia tidur dengan tenang. Wajah anggunnya begitu damai. Masyarakat yg berdomosili di kaki kaki kuatnya mulai berani untuk kembali, setelah sekian lama pergi mengungsi.
Para petani mulai bercocok tanam lagi. Tanah subur karena pupuk alami yang terbentuk sempurna menjadi harapan baru mereka. Bibitpun di tanam, benihpun disemai. Seiring doa dan harapan baru esok akan memetik kebabahagian.
Tetapi saat tanaman sudah tumbuh subur, musim panen hampir tiba, malapetaka itu datang. Kau yang sudah tertidar beberapa saat ini, entah mengapa terbangun dalam murka. Tanaman hancur kau siram dengan abu vulkanikmu. Semubya hancur kini. Kami hanya mampu menatap murkamu dengan doa.Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Yg sabar bu, semua pasti ada hikmahnya.
Aamiin.
Yg sabar bu, semua pasti ada hikmahnya.
Aamiin.
Semoga semua berakhir dan tak terulang lagi
Aamiin.
Semoga semua baik baik saja ya bu.Sinabung kembali adem..
Aamiin.