Hendra Trisandi

Hendra Trisandi, lahir di Selong pada tanggal 08 oktober 1974. Profesi sehari-hari sebagai Guru pada bidang Kemaritiman khususnya Ilmu-ilmu Pelaya...

Selengkapnya
Navigasi Web

Story of life 66 (Mengkaji Diri)

#Tantangan Menulis Gurusiana Hari Ke-363

(Edisi Senin,11 Januari 2021)

Setiap manusia diberikan oleh Sang Pencipta atas nafsu, akal dan pikiran. Tentu semua yang diberikan dapat diperlakukan dengan seimbang. Tak ada menominasi satu dengan yang lain. Ketiganya memiliki peran dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Ketiganya mesti diolah dengan nilai- nilai yang positif sehinga dapat bermanfaat dan berkah. Nafsu mendorong manusia untuk mendapat apa yang diinginkan agap bisa terwujud. Begitu pula dengan akal manusia dapat mengolah dan mengkreasi apa yang menjadi keinginannya sehingga dapat terwujud. Dengan pikiran manusia dapat mengetahui dan menimbang segala sesuatu yang akan dilkukan agar suatu keinginan bisa tercapai.

Bagaimana dengan emosi? Kemudian apakah emosi itu identik dengan marah? Lalu apakah emosi itu?

Kebanyakan orang menyatakan ketika melihat atau menyaksikan kemarahan pada orang lain selalu dikatakan orang itu sedang emosi. Tapi kalau seseorang merasakan kegembiraan atau senang tak pernah terlontar mereka menyatakan orang itu sedang emosi. Padahal dalam alodokter.com, dinyatakan bahwa emosi adalah ekspresi normal manusia atas berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya. Merasa sedih, senang ataupun marah adalah bagian dari emosi yang dapat berpengaruh pada tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Jadi marah adalah salah satu bagian dari ekspresi yang ditimbulkan oleh emosi itu sendiri. Jika diurai masing- masing memiliki nilai positif dan negatif tergantung bagaimana kita mengespresikan suatu rasa yang sedang dialami.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, apapun yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya hendaklah dibawa ke ranah yang positif sehingga hasilnya pun di harapkan bisa positif. Dengan demikian tidak akan merugikan diri sendiri atau pun orang lain. Yang terpenting control diri, karena apaun itu dalam keadaan yang berlebihan tentu juga tidak baik.

Ok, sedikit banyak yang bisa penulis sampaikan dalam kesempatan hari ini, terutama dalam mengulas masalah “emosi”. Semua ini menjadi kajian tersendiri yang di latar belakangi oleh kondisi penulis yang seharian ini merasa tiba- tiba sensitif dalam melihat dan mendengar sehinggaa bawaan emosi marah seolah tak terbendung. Sekali lagi mohon maaf atas kemungkinan ada yang kurang berkenan dalam tulisan mala mini. Semua ini semata- mata hanya untuk mengkaji diri dan bukan menggurui siapapun.

Terima kasih dan salam merdeka!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post