Hendri PD

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SAAT SISWA MI BERUBAH MENJADI PEJUANG BELAJAR

SAAT SISWA MI BERUBAH MENJADI PEJUANG BELAJAR

Hanya lima belas menit perjalanan dari ibu kabupaten, melewati hutan pinus dan kayu-kayu yang tumbuh besar di kiri kanan jalan, kami sudah sampai di MIS Liki Kecamatan Sangir Kab. Solok Selatan. Jalan yang mendaki seukuran pas untuk satu mobil tidak membuat sopir memperlambat jalannya kendaraan. Bersamaan waktu istirahat pelajaran kami sampai, disambut oleh kepala MIS Liki, Pasni Yandri beserta guru-guru dengan sambutan yang ramah penuh keakraban. Sorak anak-anak dengan ucapan “selamat datang pak, buk di madrasah kami, assalamualaikum “, menambah akrabnya suasana.  Sepintas tidak ada yang istimewa dari madrasah ini, seperti kebanyakan madrasah lainnya yang ada dipedesaan, dikiri kanan madrasah kebun-kebun masyarakat yang ditumbuhi karet dan tanaman muda, semakin membentuk nuansa asri dan dekat dengan alam.

Selama jam istirahat didaulat oleh anak-anak berfoto bersama, keramahan mereka, keakraban dan suasana hangat terasa dihati seluruh siswa beserta guru-guru yang semuanya  berstatus honorer. 

  

   Jam istirahat tidak berlangsung lama, kami diterima oleh kepala MIS diruangan kerjanya yang sederhana, “ Bagaimana bu Pasni, sudah lama ya mengabdi disini “?, saya memulai pembicaraan dengan bu Pasni. “ Saya menjadi kepala madrasah disini sudah 7 tahun pak !, ini pengabdian saya di kampung halaman, katanya. “Melihat anak-anak ini datang ke madrasah setiap pagi dengan penuh semangat, saya beserta guru-guru tidak sampai hati membiarkan mereka terlantar berjuang dalam belajar”.  Bu Pasni, saya melihat disekitar sini sangat jarang rumah penduduk, anak-anak kita ini berdomisili dimana ?,  MIS Liki ini siswa-siswanya adalah pejuang belajar pak”, mereka datang ke madrasah berjalan kaki dan sebagian besar menumpang dengan truk milik kebun teh liki yang mengantar karyawannya setiap pagi melewati madrasah ini. Dan pulang kembali juga bersama truk ini. Bila truk ini tidak beroperasi karena karyawan libur, maka anak-anak kami tidak bisa sekolah, bila ada yang berjalan kaki mereka akan tiba sangat terlambat di madrasah”.

Saya semakin tertarik untuk mengorek informasi tentang anak-anak ini kepada bu Pasni. Sembari minum teh hangat dan goreng ubi jalar yang disuguhkan bu Pasni, saya teruskan menyimak cerita yang disampaikan bu pasni. “ Bila hari hujan pak, anak-anak tidak bisa sekolah karena truk tidak beroperasi, karena jalan tanah menyebabkan truk tidak bisa menaiki jalan yang penuh licin. Anak-anak yang datang ke sekolah menjinjing sepatu mereka dan berjalan dengan “kaki ayam” untuk menghindari terjatuh akibat jalan tanah.

Sebagian besar anak-anak ini berasal dari keluarga tidak mampu, pulang sekolah  membantu orang tua bekerja, karenanya madrasah kita ini sepenuhnya dibiayai oleh dana BOS. Biasa bagi kami dan guru-guru menerima honor sekali empat 4 bulan. Operasional madrasah ditalangi oleh kepala madrasah bersama guru-guru dengan dana pinjaman pribadi  menjelang pencairan dana BOS bisa dilakukan.

Ya, madrasah ini banyak cerita, anak-anak ini tetap bersemangat belajar, karena pendidikan akan selalu berbuah manis. Mereka tahu bahwa guru-guru mereka adalah orang tua mereka. Mencintai anak tidaklah cukup, yang terpenting anak sadar bahwa mereka dicintai oleh guru-gurunya, walau kami mendengar ada anak-anak ini yang tidak bisa ke sekolah karena mesti membantu orang tuanya bekerja.

Tanpa terasa waktu siang telah menjelang, jam belajarpun sudah habis, pembicaraan kami terhenti begitu suara kendaraan dengan suara berat  terdengar menuju lokasi madrasah. “Itu truk yang akan ditompangi anak-anak pulang pak, kata bu Pasni pasti. Lalu bersama Adri Kamal, dan Fitri Yoni, kasi Pendis Solok Selatan, teman satu tim, kami bersama berdiri dan berjalan keluar, truk itu telah berada di jalan depan halaman madrasah. Melihat anak-anak mulai berlarian menaiki truk, saya dan tim ikut menggendong anak-anak ini naik keatas truk. Hmmm..ada perasaan hiba sekaligus bangga terhadap anak-anak bangsa ini, Ternyata mereka adalah pejuang belajar yang tangguh dan luar biasa.

Waktu berlalu, dengan perasaan masing-masing kami meninggalkan MIS Liki, inilah denyut nadi madrasah yang terus menggeliat menuju kemajuan. Berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatkan mutu pendidikan nasional, khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya mewarnai perjalanan pendidikan di Indoensia. Di suatu daerah terpencil masih banyak dijumpai kondisi di mana anak-anak belum terlayani pendidikannya. Angka putus sekolah yang masih tinggi. Juga masalah kekurangan guru, walaupun pada sebagain daerah, khususnya daerah perkotaan persediaan guru berlebih. Sarana dan prasarana yang belum memadai. Itulah sederat fakta-fakta yang menghiasai wajah pendidikan kita di daerah terpencil.  Bukan ujian nasional besok yang harus kau kuatirkan nak, tapi ujian hidup yang akan kau lalui setelah kau meninggalkan bangku sekolah. Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda, tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Beribu kisah perjuangan madrasah ya pak menuju madrasah hebat bermartabat. Ka Limapuluh kota lai pak. Supaya jg menjadi bahan tulisannya pak. He he.

21 Feb
Balas

Wowww..mantul bahasanya, menyentuh jiwa komennya.....Lanjutkan Pak Eich Pi Di....

24 Feb
Balas

Motivasi buk kade yo sabana e, raso ka diposting malam ko tulisan ciek lai

24 Feb

Ciek ko artikel baru yg pak kasi share k grup MI...Share yg lain tu pak...biar termotivasi kamad yg lain...

24 Feb

Tunggu waktunya bu Teti. Insyaallah

21 Feb
Balas



search

New Post