Heni Riyani

Sejak dahulu ingin menjadi guru sekaligus penulis Tak perlu menjadi guru hebat jadilah guru yang paling dibutuhkan siswa Dia adalah guru yang inspiratif dan

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 23 Sketsa, Kata yang Pandai Berpuisi (Tantangan Menulis Hari Ke-204)

 

*Judul Buku:* Ayah

*Penulis:* Andrea Hirata

*Halaman:* 261-285

*Subjudul:* Sketsa, Kata yang Pandai Berpuisi, Delapan Tahun Kegilaan

 

Dalam sub bab berjudul "Sketsa" mengisahkan tentang Sabari yang tengah berusaha mendapatkan kembali Marleni, sosok kucing kesayangannya.

 

Sabari sayang prihatin melihat Abu Meong, kucing kesayangannya merasa sendirian sejak Marleni, pasangannya diambil kucing garong yang lewat beberapa saat lalu. Ia pun bergegas mencari Marleni kesana-kemari tetapi belum menemukan tanda keberhasilan.

 

Sampai suatu saat ia teringat guru seni rupa di SMA dahulu, yang bernama Bu Woeri. Ia hidup sendiri di masa tuanya dan tidak punya apa-apa. Namun ia nampak bahagia.

 

Kedatangan Sabari menemuinya adalah untuk minta tolong dibuatkan sketsa kucing bernama Marleni. Sabari mengatakan sketsa yang dibuat Bu Woeri akan diperbanyak dan ditempelkan di mana-mana.

 

Bu Woeri segera menggoreskan pensil dan menggambar satu bentuk muka kucing. Ia melukis semuanya dan takjub dengan hasilnya. Bukan wajah seekor kucing yang dilukisnya, melainkan wajah seorang bocah yang mengingatkan Sabari pada anak kecil bernama Zorro.

 

Pada sub bab berjudul "Kata yang Pandai Berpuisi" mengisahkan tentang kehidupan Marlena yang kembali berantakan sejak bercerai dengan Jonpijareli.

 

Untuk kesekian kalinya Jonpijareli menikah tetapi tidak pernah berhenti berselingkuh dan main mata. Itulah yang akhirnya membuat kandas pernikahannya dengan Marlena. Akhirnya Marlena dan Zorro pergi meninggalkannya dan hidup di jalan. Terlunta-lunta!

 

Takdir memang kejam, tetapi Marlena yang keras kepala dan tidak suka mengeluh terus melanjutkan hidup bersama Zorro dari kota ke kota. Ia bekerja serabutan, apa pun dikerjakannya. Bahkan Zorro harus rela berpindah-pindah sekolah sangat sering. Sampai akhirnya Zorro duduk di kelas empat SD, prestasi sungguh ciamik. Ia mendapatkan nilai bahasa Indonesia 9,5. Itu karena tak mungkin bagi Bu Norma, gurunya, untuk memberi nilai 10 pada Zorro yang sangat pandai membuat puisi bak penyair ternama. Setiap kata yang dibuatnya dalam puisi sangat indah dan bermakna.

 

Marlena sangat bahagia dan bangga memiliki anak cerdas seperti Zorro. Ia pun memberika  hadiah sebuah novel berjudul "Love in the time of Cholera" dan satu buah kamus tebal bahasa Inggris-Indonesia. Dengan penuh antusias, Zorro membaca novel itu dan mulai memahami ceritanya. Zorro memang pandai luar biasa. Tak lupa Marlena mengabarkan berita itu kepada Zuraida lewat surat-surat yang ditulisnya.

 

Sementara itu, Jonpijareli merasa sangat terpuruk setelah perceraiannya dengan Marlena. Akibat kecerobohannya, ia kini mengundurkan diri dari band "Setia Nada." Kini ia tinggal sendiri di rumahnya dengan pintu dan jendela yang selalu tertutup. Jonpijareli stres kini.

 

 Dalam sub bab berjudul "Delapan Tahun Kegilaan" mengisahkan tentang Sabari yang mengalami kehidupan pahit selama bertahun-tahun, hingga delapan tahun lamanya.

 

Ditinggalkan oleh Marlena dan Zorro, kini Sabari hanya hidup dengan Abu Meong, kucing kesayangan yang selalu digendongnya kemana pun. Mereka berdua masih setia mencari kucing betina bernama Marleni.

 

Tekanan batin selama bertahun-tahun membuat Sabari linglung. Kambing dan sapi peliharaannya semakin tak terurus. Rumah pun kini ditinggalkannya. Ia hidup menjadi gelandangan di pasar ikan bersama kucing Abu Meong.

 

Suatu hari, Sabari bertemu Zuarida di pasar ikan. Zuraida sangat kaget dan menyarankan agar Sabari kembali semangat menjalani hidupnya yang normal. Namun Sabari hanya berlalu, menyusuri gang kecil di pasar ikan yang sempit. Tak ada tujuan.

 

 

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

 

Ambarawa, 23 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut karyanya bunda. Salam sukses

23 Jul
Balas

Sukses selaLu

23 Jul
Balas



search

New Post