Heni Yulita. M.Pd

guru yg lagi belajar menulis karena merasa punya banyak cerita yg bisa di tulis tapi selalu gagap kalo udah ngetik di keyboard. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Cukuplah Jadi Guru" Saktinya Doa Seorang Ibu

Dulu waktu masih putih abu-abu, ini hanyalah pilihan trakhir dri sekian pilihan lain yg lebih keren menurutku.

Jas putih atau papan gambar lebih merayu untukku kala itu. rasa keren saja klo bisa jadi dokter atau arsitek klo lulus smu. Apalagi cerita sertifikasi guru belum viral waktu itu. Namun apa daya pasing grade ga pernah bisa ditembus walaupun ikut bimbel dari senin sampe sabtu.

Aaahh mnkin sudah sampai situ ilmu ku, di tambah lagi doa ibu yg selalu bilang... "kalo kamu cukup jadi guru". Mau tidak mau kuliah harus lanjut demi lancarnya uang saku. Kuliah yg setelah satu tahun aku baru sadar kalo itu jurusan untuk calon guru.

Satu tahun berlalu akhirnya jumpa lgi dengan tes SMPB, merasa belum rela melepas cita-cita pake jas putih akhirnya daftar lgi demi dua huruf "dr" di depan namaku.

Tapi apa mau di kata, doa ibu terlalu sakti hingga menembus langit dan mampir di catatan malaikat kala itu. Akhirnya pencarian nama di koran pun nihil saat pengumuman SPMB kedua ku.

Kalau anak skrang bilang harus move on... nah itu juga yg berlaku kala itu. Kuliah terus berlanjut hingga foto pakai toga ada di dinding kamarku. Namun sang perapal doa itu sudah tidak ad di sampingku, beliau meninggal dunia saat usahaku untuk lulus menjadi sarjana guru.

Ternyata doa ibu tidak sesingkat yang ku tahu. " Kamu cukup jadi guru"... dibalik doa itu ternyata begitu banyak lanjutan dan tepatnya kejutan yg kudapatkan setelah titel guru ada padaku. Lulus menjadi PNS setelah bertarung dengan ratusan saingan baru awal dari cerita seru itu.

Saktinya doa ibu membuatku bisa jalan-jalan hampir ke seluruh indonesia cuma dengan jadi. Bisa kenalan dan berbagi pengalaman dengan teman seluruh indonesia saat kesempatan memperoleh beasiswa S2 yg jga cuma diberikan untuk untuk guru. Gratis tis tis.. asal saja kamu seorang guru. kenyataan seperti ini mungkin tidak pernah terucap dalam doa ibu atau bahkan tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Namun keikhlasannya dalam doa itu yang membuat rejeki itu terus mengalir ke arahku.

Kebahagian guru tidak cuma itu. banyak keahagiaan sederhana namun penuh makna selama aku menjadi guru, tidak ad kebahagian lain saat kelas hening.. mata mata terbelakak.. saat mereka mendengar cerita-cerita itu, ataupun sebaliknya saar kelas riuh seriuh riuh nya... bahkan sampai bikin gaduh kelas sebelah lantaran mereka terlalu bersemangat mengerjakan tugas yg kita berikan. Ini adalah kebahagian lain yang bisa didapat dengan cukup jadi guru. Saya yakin ini juga berlaku untuk para guru lainnya, asal niat mengajarnya tidak hanya mengejar tunjangan sertifikasi guru.

Entah mengapa gambar di atas benar2 membuat hatiku biru... hingga mau rasanya merapal doa yg sama dengan ibu ku... hai anakku... "cukuplah kamu menjadi guru".

Teupin punti

12.02.2019

Heni Yulita ~~ tengah malam disebelah termos dan botol susu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post