heny retna anggraeny

Heny Retna Anggraeny, lahir di Malang, 10 November 1990. Guru MTs Negeri 2 Jember, Menulis adalah Cita-cita yang baru terealisasi dan semoga termasuk generasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
JELAJAH DUNIA DENGAN KARYA HASIL GORESAN PENA

JELAJAH DUNIA DENGAN KARYA HASIL GORESAN PENA

JELAJAH DUNIA DENGAN KARYA HASIL GORESAN PENA

Oleh Heny Retna Anggraeny

Seringkali kita mendengar pentingnya menjadi manusia bermanfaat dengan banyak berkarya. Sesuai esensinya kedudukan manusia sebagai “Khalifah Fil Ardhi/ pemimpin di muka bumi ini” karena manusia memiliki akal dan pikiran. Sebagai salah satu makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan lainnya, manusia dapat menggunakan akal/ pikiran untuk menjawab tantangan zaman dalam beragam aktivitas, salah satu yang menarik adalah kegiatan berkarya melalui giat literasi (menulis). Hal ini sejalan dengan ungkapan “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama”. Selain itu, ungkapan tersebut juga sejalan dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihatnya / Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihatnya pula.” (QS. Al-Zalzalah [99]:7-8). Berdasar kutipan dan ungkapan tersebut, sudah seharusnya manusia yang dibekali kecerdasan dapat menghasilkan karya selama hidup dengan beragam cara, salah satunya dengan menulis.

Saat manusia bersaing secara masif menuju era Society 5.0, semakin banyak inovasi teknologi yang diciptakan untuk perubahan-perubahan yang tak terduga. Kecanggihan ini membawa kemudahan-kemudahan dalam setiap aktivitas keseharian manusia atau bahkan mengganti peran manusia, termasuk bidang literasi yang gencar melakukan transformasi menuju literasi digital. Literasi digital merupakan implementasi dari kreativitas menulis yang diperoleh dari akal/pikiran manusia dengan didukung kecerdasan buatan manusia (Artificial Intelligent/AI). Langkah besar ini seolah menunjukkan betapa dahsyatnya kemajuan teknologi di era ini dan memicu lahirnya banyak karya dari para pejuang literasi lintas generasi. Sebagian orang mulai perlahan terbiasa mengadopsi suatu pemikiran tanpa harus susah payah melakukan kontemplasi, hanya dengan satu ketukan jari atau hitungan detik saja semua tugas dapat terselesaikan tanpa hambatan apapun.

Sebagai salah satu guru di MTsN 2 Jember yang notabenenya telah mendapat gelar sebagai “Madrasah Model Literasi”, saya seringkali harus berjuang bersama para siswa-siswi generasi milenial giat berliterasi. Berbagai fenomena unik yang membingkai pengalaman saya selama mendampingi kegiatan literasi siswa-siswi maupun guru di madrasah setiap bulannya. Tidak mudah menggaungkan literasi di era ini, saya harus berjibaku dengan fenomena kecintaan terhadap media sosial yang lekat dengan kehidupan sehari-hari para siswa. Saya harus mengarahkan pemikiran kritis atau mewadahi rasa ingin tahu mereka dengan kegiatan positif seperti menulis. Awalnya, mereka menolak dengan keras ajakan untuk giat menulis yang diadakan Sasisabu setiap bulannya. Namun, dengan bujuk dan rayuan mengubah mindset mereka tentang “kesulitan mengawali tulisan”. Saya harus menjelaskan dan mendampingi mereka selama menulis dengan bekal EYD yang mudah dipahami, mereka perlahan mulai terbiasa merangkai kata menjadi paragraf yang koheren. Selain itu saya juga seringkali mengingatkan pentingnya kita hidup untuk berkarya, karena dengan karya kita dapat menjadi legenda. Melalui karya seperti tulisan yangn kita tulis dan dimuat dalam buku ber-ISBN misalnya, akan dibaca berbagai kalangan dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Jika sebelumnya hanya segelintir siswa yang berhasil saya bujuk dengan paksa, sekarang banyak siswa yang giat berliterasi. Mereka juga terbiasa mengakses berbagai informasi positif dari berbagai belahan dunia. Saya merasa senang dapat menggugah semangat menulis mereka dan berharap semoga di masa depan dapat membanggakan nusa dan bangsa. Saya berharap mereka dapat menjadi calon pegiat literasi dengan ribuan karya sesuai zamannya kelak di masa depan.

Saya selalu memotivasi mereka dengan ungkapan “Tidak ada yang sulit, jika kita mampu memulai dengan sedikit goresan pena, karena dengan karya akan membawa kalian keliling dunia”. Saya percaya dengan kita berkarya, tidak akan terhapus semua jejak kita. Bahkan, sebuah karya dapat mendekatkan diri kita dengan dunia yang diinginkan dan tidak ada yang mustahil dengan diikuti ikhtiar. Buatlah lebih banyak goresan pena, niscaya kalian akan menjadi legenda dengan goresan tersebut. Teruslah berkarya, karena berkarya tidak akan memiskinkan kalian. Justru dengan semangat berkarya, akan mengantarkan kita menjelajahi dunia.

Biografi Penulis

Heny Retna Anggraeny, lahir di Malang, 10 November 1990. Guru MTs Negeri 2 Jember, Menulis adalah Cita-cita yang baru terealisasi dan semoga termasuk generasi milenial melek literasi.

CP: 081334540308

Email : [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post