Saya yakin media sosial sudah banyak dibahas oleh teman-teman gurusianer disini, karena media sosial memang salah satu topik yang sangat menarik untuk dibicarakan.

Di era serba digital ini dimana segala sesuatu dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, media sosial menjadi salah satu bagian yang berperan penting dalam proses tersebut.

Semua orang tahu bahwa media sosial memiliki kekuatan yang luar biasa dahsyat nya. Beragam kemudahan di dapatkan dari media sosial. Begitupun sebaliknya, beragam kesulitan juga bisa jadi di dapatkan dari media sosial.

Sebagai salah satu pengguna media sosial saya mengakui bahwa banyak manfaat yang saya dapat dari media sosial. Saya bisa bertemu dan berkomunikasi dengan keluarga, kerabat, sahabat maupun sejawat yang terpisah oleh jarak dan waktu. Bertanya tentang kabar dan informasi.. Dan yang terpenting buat saya media sosial membantu mempromosikan dan menjual produk-produk kerajinan saya.

Akan tetapi ternyata di sisi lain saya pun menyadari bahwa media sosial juga bisa mendatangkan suatu kerugian. Apabila kita tidak berhati hati ketika berpendapat di media sosial. Maka media sosial bisa jadi bumerang bagi diri sendiri.

Akhir-akhir ini sering di temukan dampak-dampak negatif dari media sosial. Melakukan bullying, menghasut, ujaran kebencian terhadap suku, agama, ras, ataupun aliran tertentu bahkan mencaci maki pemimpin negeri menjadi hal yang lumrah di jumpai di media sosial. Belum lagi masalah pornogragi yang sangat berbahaya bagi anak kita.

Media sosial adalah "ranah pribadi". Seseorang bebas menulis atau menyampaikan sesuatu di media sosialnya. Menjadikan media sosial tempatnya "mengadu", berkeluh kesah atau berdoa sekalipun itu juga hak penggunanya.

Menurut saya, butuh kedewasaan seseorang dalam menggunakan media sosial. Pengguna media sosial harus "cerdas" dalam menyampaikan atau menanggapi opini. Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah pengguna tidak terlalu "baper" atau sensitif dengan status-status orang lain. Karena hal itu justru akan membuat pengguna itu "tertekan" di media sosial. Selama tidak menyangkut nama, jabatan, suku, ras, agama, atau aliran tertentu rasanya sah-sah saja sebuah status atau kritik di sampaikan. Kalopun toh kita tidak menyukainya, cukup di unfollow atau di unfriend saja supaya kita enjoy dalam menggunakan media sosial.

Terakhir, semua kembali lagi ke pengguna media sosial masing-masing. Begitupun saya. Selama hampir enam tahun ini saya sudah berusaha menggunakan media sosial saya dengan sebaik-baiknya. Namun begitu saya tidak memungkiri jika mungkin ada status saya yang tanpa sengaja menyinggung pihak lain. Terlepas dari itu, saya hanya pengguna media sosial biasa yang memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pendapat saya.

*untuk teman-teman media sosial saya, maafkan jika ada salah kata saya yang tak disengaja.

Semoga bermanfaat.