Saya dipertemukan dengan beliau untuk yang pertama kalinya di ajang pemilihan Guru/Kepala/Pengawas Sekolah Berprestasi Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 silam. Saya mewakili kota Samarinda dan beliau mewakili kota Bontang untuk jenjang Guru Taman Kanak-kanak.

Tiga hari bersama beliau saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Dari banyak utusan yang hadir waktu itu, saya sudah "jatuh cinta" dengan kharismanya. Yang paling saya sukai dari beliau adalah senyumnya yang tulus. Tutur bahasanya yang halus dan tatapan matanya yang keibuan. Tidak ada sama sekali tersirat "anda lawan saya" apalagi kesan meremehkan di senyum beliau. Keramahan beliau membuat saya merasa seperti sudah lama mengenalnya, padahal baru pertama bertemu.

Hari pertama setelah acara pembukaan kami langsung "disuguhi hidangan" tes tertulis pertama tentang kompetensi pendidik. Beliau duduk satu meja dengan saya. Menit itu juga kompetisi di mulai. Ada perasaan deg-degan campur "pasrah" manakala soal-soal yang harus dikerjakan ternyata diluar yang dipelajari. Tapi.... cuek ajalah "the show must go on". Saya lirik beliau, tenang dan yakin dengan soal yang sedang dikerjakannya. Makin pasrah saya saat itu.

Hari kedua setelah sarapan pagi kami kembali "disuguhi hidangan" test tertulis kedua, psikotes. Test kali ini saya tidak se nervous test yang pertama. Kemudian siang nya langsung dilanjutkan test ketiga, wawancara.

Selama menunggu giliran wawancara tersebut saya mengetahui bahwa beliau memiliki kemampuan yang luar biasa di bidang karya tulis. Beliau membawa buku karya nya yang sudah di terbitkan. "ga ada harapan nih" pikir saya saat itu.

Berbincang dengan beliau yang hobi menulis membangkitkan semangat saya. Lalu timbul motivasi dalam diri saya "saya harus menulis lagi". Kalau dulu saya bisa kenapa sekarang tidak..?

Hari ketiga adalah hari terakhir. Dimana kami harus mempresentasikan karya tulis kami. Satu persatu peserta menunggu giliran. Kali ini saya duduk agak berjauhan dengan beliau. Beliau yang duduk di depan saya asyik dengan buku yang dibacanya. Seakan tiada beban apapun dalam diri beliau.

Malam harinya adalah malam penutupan sekaligus pengumuman pemenang. Saya tidak melihat beliau, karena peserta duduk dengan kontingen kota masing-masing. Ciut nyali saya, kemungkinan menang sangat tipis karena semua peserta membawa karya yang inovatif. Bahkan ada keyakinan bahwa pasti beliau pemenangnya karena beliau memiliki keunggulan di bidang menulis yang sudah di terbitkan dalam bentuk buku.

Bagaikan disambar petir di siang hari, manakala nama saya terpampang paling atas dengan nilai tertinggi di susul nama beliau di urutan kedua berikutnya. Jumlah nilai kami hanya selisih beberapa angka saja. Saya unggul di portofolio. Mungkin ini salah satu keberuntungan saya.

Pagi hari setelah sarapan kami kembali bertemu dan saling mengucapkan selamat. Beliau kembali ke kota nya dan saya melanjutkan kegiatan pemantapan ke nasional untuk dua hari ke depan (pengalaman di nasional mungkin akan saya ceritakan lain waktu).

Pertemuan kedua saya dengan beliau terjadi dua bulan setelah kegiatan gupres . Kami sama-sama menikmati reward kami dari dinas provinsi yaitu study tour ke Jakarta beserta seluruh peserta. Dari perjalanan ke Jakarta motivasi untuk menulis semakin kuat tertanam didada.

Waktu berlalu.... sejak pertemuan kedua dengan beliau, kegiatan menulis tidak juga saya lakukan meskipun motivasi itu masih ada. Mungkin karena saya "ndableg" atau kesibukan saya yang menjadikan saya belum memulai menulis kembali. Selama itu pula saya hanya berhubungan dengan beliau melalui sms dan media sosial. Pernah tiga kali saya berkesempatan mengisi kegiatan di kota beliau. Tspi karena sama-sama sibuk jadi belum bisa bertemu. Dan selama itu pula saya tetap "ndableg" belum menulis apa-apa kecuali PTK.

Pertemuan ketiga saya dengan beliau terjadi sekira sebulan yang lalu. Hanya melalui media sosial. Beliau mengundang saya untuk bergabung dengan grup Media Guru Indonesia. Jujur pertama kali saya kurang tertarik. Kemudian saya mulai baca satu persatu tulisan rekan sejawat senusantara. Hasilnya luar biasa membawa dorongan kuat dalam diri untuk segera menulis. Kali ini "ndableg" itu berhasil saya kalahkan. Dan tulisan pertama saya pun berhasil di publish di blog gurusiana tanggal 2 Juli kemarin.

Belajar dari tulisan-tulisan beliau saya menjadi lebih percaya diri bahwa aktivitas menulis tidak kalah menyenangkan dari beraktivitas seni yang saya lakukan selama ini. Karena pada dasarnya menulis adalah seni mengungkapkan inspirasi dalam diri.

Spesial untuk Sahabat Inspirasiku Ibu Umul Muarofah Guru TK YPK Bontang Kalimantan Timur

❤terimakasih sudah menginspirasi saya untuk menulis kembali