Heriyanto Nurcahyo

Heriyanto Nurcahyo Guru SMA Negeri 1 Glenmore. Menyukai tulis menulis sejak mahasiswa, pernah belajar di berbagai universitas diantaranya Unibraw,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis 90 Hari (25)
Cinta

Tantangan Menulis 90 Hari (25)

Surat Cinta Era 4.0

Hari-hari pertama menjadi guru sangatlah berat. Seberat rindu Dilan pada Milea!! Berat seklai! Karena aku menghadapi segerombolan anak putih abu-abu!. Anak-anak yang sukanya rebahan, bisa dapat uang tanpa bekerja, berpacaran dengan anak orang tajir dan fasilitas melimpah akhirnya menjadi orang kaya. “Ah, mereka sungguh teman belajar yang sangat menyenangkan dan menjengkelkan sekaligus”, gumamku dalam hati kala itu. (Surat Cinta Seorang Guru Ke Kekasihnya)

Malam itu, sekira pukul 9 malam, aku membuka halaman pertama Prekuel Novel Orang-Orang Biasa_nya Andrea Hirata. Novel itu berjudul “Guru Aini”. AKu mulai terpanah dengan bius kata-kata Andrea Hirata untuk memulai novel tersebut. Saat akan membalikkan halaman ke dua, tiba-tiba terdengar suara nyaring dari HP. Sebuah pesan WA baru masuk. “Ah, nanggung, nanti saja kulihat”, gumamku dalam hati. Aku terus menikmati halaman demi halaman novel tersebut. Entah mengapa tiba-tiba ingin rasanya mengambil Hp dan membaca pesan di WA tersebut. Lalu, kutandai halaman akhir membaca dengan pembatas berwarna kuning. Segeralah kurai HP di sisi kanan ranjang tidurku. Akupun mulai membacanya dengan serius sebuah pesan WA yang dikirim oleh salah satu siswaku.

Selamat malam pak heri

Hanya sekedar info

Saya mbrebes pak saya baca suratnya:( terima kasih pak heri untuk ilmunya kurang lebih selama 3 thn ini. Terima kasih telah bercerita diawal pembelajaran untuk memberikan wawasan tentang kehidupan, terima kasih telah mengajak belajar diluar kelas dikala 'yang lain' memilih untuk menetap ditempat yang panas dan pengap dijam-jam krisis melanda, terima kasih telah sekedar mengajak kami beristirahat sejenak dari riuhnya pikiran dengan relaksasi yang bapak lakukan, saat 'yang lain' memforsir kami untuk mengerjakan tugas yang bahkan tidak dinilai walau hanya dengan sebuah tanda tangan, tetapi bapak mengajak kami bernyanyi diakhir pembelajaran, sederhana tapi punya pengaruh besar buat kita, terima kasih sudah memanjangkan sabar untuk kami dikala banyak alasan yang kami utarakan atas kesalahan yang kami lakukan, terima kasih atas canda tawanya pak, terima kasih atas inspirasinya pak, terima kasih bapak telah bersedia menjadi pawang jodoh dikelas, terima kasih atas segalanya pakšŸ’™. Maaf kami belum menjadi murid yang bisa bapak andalkan atau bapak banggakan, tapi setidaknya meskipun hanya sedikit kami sudah mampu mengukir kenangan. Maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan baik lisan maupun verbal yang telah kami lakukan. Maaf atas 'kejengkelan' yang bapak rasakan selama ini. Dan beribu-ribu maaf dengan banyak alasan lainnya. Sukses terus pak heriišŸ˜‡Hwaiting!!! Selamat pak, sedikit demi sedikit bapak mulai menerapkan sistem 'merdeka belajar.

Tidak biasanya dia menulis pesan sepanjang ini. Rupanya sang siswa membaca surat cintaku yang kuberikan padanya pagi itu. Aku menulis surat cintaku bukan untuk apa-apa. Aku hanya ingin sekedar berbagi keceriaan, suka, duka, pengalaman dan momen terbaik selama menjadi teman belajarnya. Kami belajar bersama selama 3 tahun terakhir. Kami belajar Bahasa Inggris Bersama semenjak di kelas 1. Selama 3 tahun tentulah banyak suka dan dukanya.

Aku meyakini bahwa proses pembelajaran tidak sekedar transfer pengetahuan. Karena kalau itu yang dilakukan, kita pasti akan ditinggal jauh oleh para siswa. Para siswa membutuhkan ruang dan pengalaman serta tantangan yang baru. Informasi dapat dengan mudah mereka unduh di google. Cara mengerjakan soal dapat mereka tonton di youtube. Memahami bacaan Panjang dan jlimet dapat mereka permudah dengan google translate. Para siswa jauh lebih “pinter’ dalam perspektif ini. Oleh karena itu pemeo “Guru menang satu malang” sudah tidak berlaku lagi di era kecerdasan buatan ini.

Sebagai guru, aku harus mampu memberi warna dan pengalaman baru yang belum mereka dapatkan sebelumnya. Belajar bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja dan berbahan apa saja. Itulah yang menjadi inspirasiku untuk menghadirkan pembelajaran yang membebaskan siswa untuk membedah dan mengobrak-abrik informasi. Kemampuan siswa untuk menterjemahkan data dan fenomena menjadi sangat penting karena itulah kecakapan yang penting baginya. Para siswa bekerja dalam kelompok untuk mengembangkan kecakapan social, komunikasi serta bekerjasamanya.

Aku pun harus membombardir pikiran kusut dan stagnan mereka dengan “bom” dan peluru tajam yang akan merobek-robek kondisi nyamannya. Biarlah mereka bersusah paya memeras otak dan keringat untuk merekosntruksi pengetahuan yang didapatnya.Karena disitulah sesungguhnya para pencari ilmu memuaskan rasa ingin tahunya#Seize the day

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang menginspirasi. Terimakasih.

11 Feb
Balas

mantap

11 Feb
Balas

ha.ha..donna tegami nan deduka ? ai no tegami ka? ha.hs..abunai deshyou..

11 Feb
Balas



search

New Post