Penantian
Debu telah lama menunggu kelabu
Namun sembuŕat jingga beradu
Sang bayu termangu dalam masa penantian
Tanyakan pada langit
Apakah dia merindu bumi saat ini?
Mengapa genderang perhelatan tak riuh berbunyi?
Mungkin langit masih bersolek
Agar dapat mencintai bumi secara paripurna
Kuharap demikian, agar tak ada sesak di dada dan jiwa merana
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya Bu. Sukses selalu. Barakallah.
Terima kasih Bunda cantik. Masih belajar berpuisi ria he..
MasyaAlloh. Sip banget puisinya, Bun. Salam sehat.
Terima ksh Bunda cantik atas apresiasinya