Heri Yudianto, S.T

Heri Yudianto. Biasa dipanggil Mas Yudi. Lahir di Pasuruan, 8 September 1980. Penikmat kopi Aceh, wedang ronde, tahu campur dan rawon "setan" ini merampungkan p...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyusuri Bandara Internasional Amsterdam Schiphol

Menyusuri Bandara Internasional Amsterdam Schiphol

Setelah puas berkeliling, selfie dan berbelanja di Zaanse Schans, kami melanjutkan perjalanan menuju Bandara Internasional Amsterdam Schiphol.

Bandara Internasional Amsterdam Schiphol berada di kota Amsterdam. Banyak yang salah mengira Amsterdam adalah ibukota Belanda. Kota Amsterdam bukanlah ibukota Belanda, melainkan kota perdagangan. Ibukota Belanda terletak di kota Den Haag.

Bandara Internasional Amsterdam Schiphol tidak saja menjadi salah satu pintu masuk ke negara Belanda. Bandara ini juga menjadi salah satu pintu masuk ke benua Eropa. Pada tahun 2013, Bandara Internasional Amsterdam Schiphol menempati posisi kelima bandara dengan lalu lintas penumpang terbanyak di Eropa. Pantas saja, begitu saya datang ke Bandara ini, kesibukan terlihat dimana-mana.

Terletak di kawasan Haarlemmermeer, 15 kilometer dari Amsterdam. Bandara Internasional Amsterdam Schiphol ini awalnya berfungsi melayani penerbangan pesawat militer. Bandara ini berdiri pada tahun tahun 1916. Saat itu tengah berkecamuk Perang Dunia I. Setelah Perang Dunia I usai, bandara ini mulai dibuka untuk penerbangan sipil.

Sejak saat itu, bandara ini terus direnovasi hingga berkembang menjadi salah satu bandara yang meraih predikat terbaik di dunia. SKYTRAX mencatat Bandara Internasional Amsterdam Schiphol sebagai bandara terbaik Eropa Barat sejak tahun 2014. Menariknya, sejak saat itu bandara ini masuk dalam peringkat lima besar bandara terbaik dunia hingga saat ini.

Begitu saya melangkah turun dari bus, saya segera mengambil botol parfum milik dalam tas kabin. Saya baru teringat lupa memasukkannya dalam tas bagasi. Ada peraturan di maskapai penerbangan yang melarang botol berisi cairan berada dalam tas kabin. Saya segera bersalaman dengan sopir bus yang ramah. Namanya saya lupa. Tak lupa saya memberikan botol parfum saya. Tak disangka sopir bus berkebangsaan Irlandia itu begitu gembira.

Saya bergegas menyusul rombongan yang sudah memasuki bandara. Tengok sana sini untuk mencari trolley. Saya keluar masuk pintu bandara sampai dua kali. Namun saya tidak berhasil menemukannya. Setelah saya bertanya pada seorang petugas, akhirnya baru tahu trolley berada disisi keluar bandara. Setengah berlari saya mengambil trolley dan menaruh tas bagasi ke atasnya.

Cukup sampai disini preview dari tulisan dalam buku saya yang berjudul, "Jejak Guru Menyusuri Nusantara dan Eropa." Mungkin saja bisa ganti judul kalau diminta oleh penerbit. Saya tak mempermasalahkannya, yang penting bisa eksis terus menulis. Salam satu jiwa, salam literasi!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post