Heri Yudianto, S.T

Heri Yudianto. Biasa dipanggil Mas Yudi. Lahir di Pasuruan, 8 September 1980. Penikmat kopi Aceh, wedang ronde, tahu campur dan rawon "setan" ini merampungkan p...

Selengkapnya
Navigasi Web
SIAPA BILANG MEMBUAT COVER BUKU ITU MAHAL?

SIAPA BILANG MEMBUAT COVER BUKU ITU MAHAL?

Saya terhenyak juga kaget begitu googling mengenai jasa pembuatan cover buku. Ternyata ada beragam harga dan kualitas yang ditawarkan. Mulai dari murmer hingga mewah. Pasti Anda juga punya pertanyaan sama dengan saya, bagaimana caranya membuat cover buku yang menarik dengan dana yang terjangkau alias murah. Saya termasuk penulis dengan kantong tipis. Modal saya pas-pasan. Saat pertama kali menulis buku "Catatan Guru Penulis," anggaran saya cuman tiga ratus ribu rupiah. Saya harus memutar otak bagaimana caranya bisa menerbitkan buku dengan dana yang minim. Anda jangan heran dengan kondisi saya. Saya lebih mementingkan keluarga daripada ambisi pribadi. Setiap bulan hampir 80% dari gaji saya alokasikan kebutuhan keluarga. Sisanya untuk transportasi saya sehari-hari.

Cover buku terbilang sangat penting untuk menunjang penjualan. Buku dengan cover yang cantik akan terkesan menarik perhatian pembaca. Jangan lupakan tentang endorsment. Apa itu endorsment? Endorsment adalah pengakuan para ahli di bidangnya tentang kualitas sebuah buku. Endorsment biasanya ditaruh di cover belakang. Tak jarang ada beberapa penulis menaruh sebagian kecil di cover depan. Semuanya terserah penulis untuk menentukan.

Nah, kembali ke soal duit tiga ratus ribu rupiah. Bagaimana caranya duit segitu bisa membiayai pra cetak sebuah buku. Ada teman penulis yang mengeluh pada saya, untuk biaya pra cetak bukunya harus menelan biaya jutaan rupiah. Nah, izinkan saya berbagi tips membuat cover buku dengan mudah.

Satu, carilah teman yang jago IT untuk membantu Anda membuat cover buku. Jika Anda berprofesi sebagai guru maka carilah siswa/siswi yang jago IT. Seperti pengalaman saya. Saya mempercayakan pembuatan cover buku pada siswa saya. Kebetulan dia jurusan multimedia. Alhamdulillah, meski harus jatuh bangun lantaran berkali-kali revisi, akhirnya dia mampu menyelesaikan tantangan saya. Saya memberikan reward atas keberhasilannya. Seratus ribu rupiah bukanlah jumlah yang kecil bagi seorang siswa. Saya rasa dia sudah mampu mentraktir temannya bakso hehehee.

Dua, belajar mendesain cover buku sendiri. Tak ada salahnya seorang penulis membuat cover bukunya sendiri. Anda bisa mencoba situs www.canva.com. Ada banyak template cover buku yang disediakan di sana. Anda bisa menghemat pengeluaran desain cover buku. Bukankah penerbit indie harus mengatur keuangannya sendiri. Jangan sampai Anda menumpuk hutang lantaran berambisi membuat cover buku yang menarik sekali. Sepatutnya Anda mengukur kemampuan finansial yang dimiliki.

Tiga, buatlah kompetisi membuat cover buku. Kelebihan cara ini adalah Anda bisa memiliki beragam variasi cover buku dengan harga terjangkau. Biasanya siswa-siswi SMK khususnya jurusan multimedia sangat menyukai kompetisi terkait desain. Saya akan mencoba cara ini untuk buku kedua saya. Dana yang saya alokasikan cukup lumayan. Ada peningkatan dari sebelumnya. Ya, seratus lima puluh ribu saya rasa pantas. Ini jauh lebih murah daripada biaya desain profesional yang berkisar tiga ratus ribu hingga jutaan. Namanya saja profesional, pasti lebih besar biaya yang harus dikeluarkan.

Mengakhiri tulisan singkat saya, "Cover buku memang penting, tapi jauh lebih penting isinya. Apakah mampu menginspirasi orang lain." Pertanyaan sederhana dari saya, "Sudahkan Anda membuat buku yang mampu menginspirasi orang lain?"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bagus pak. menginspirasi saya pernah baca, namanya golongan indi. maaf dalam bahasa anak muda itu untuk yang bermodal pas-pasan. jadi ya gitu. cover, ngutang dulu. edit, ngutang dulu. cetak ngutang dulu. nanti setelah laku baru dibayar. dan ini sah sah saja dalam menerbitkan buku kalau itu bisa dilakukan, kenapa tidak ? yang penting, nulis bukunya dulu... JOKOWiN... salam literasi dari malang

13 Jun
Balas

Terima kasih. Semoga bisa saling menginspirasi. Menulis bukan hanya hak orang kaya semata. Penulis Harry Potter malahan sempat berhutang dulu saat menulis karyanya.

13 Jun



search

New Post