Herlina Indrawaty

Herlina Indrawaty,S.Pd.M.Pd. adalah guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Tanjung Morawa, Deli Serdang Sumatera Utara. Lahir dan besar di Medan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ilalang Menghalangi Pandangan

Ilalang Menghalangi Pandangan

20. Berita Kecelakaan

Pesta pernikahan digelar dengan mewah di sebuah hotel. Mbak Tika kelihatan cantik dengan brokat coklat susu, begitu juga dengan Mas Romi yang kelihatan tampan.

Aku dan Mas Rasya kompak memakai gaun dan jas berwarna abu. Kami sibuk melayani tamu-tamu yang hadir. Mereka rata-rata tamu kantor dan rekan bisnis Mas Rasya.

Setelah selesai pesta, Mbak Tika dan Mas Romi langsung berangkat ke Singapore. Selain bulan madu, Mas Romi punya kerjaan di sana. Mereka juga tidak mengatakan kapan pulangnya. Mas Rasya bilang, kalau Mbak Tika betah akan tinggal di sana sementara.

Setelah usia Kayla 1 tahun, aku membujuk sua agar diperbolehkan bekerja lagi. Tidak enak di rumah saja, aku ingin membantu Mas Rasya di kantor. Sebagai sekretarisnya, aku akan membantu pekerjaannya agar cepat selesai. Mulanya, tidak setuju, tetapi setelah diberi pengertian, persetujuan itu kudapatkan.

Pagi ini, mentari sejuk menyapa. Ini hari pertama ku mulai bekerja. Dari selepas subuh, aku sudah menyiapkan keperluan Kayla dan pakaian kerja. Mas Rasya, tidak tega melihat kesibukanku.

“Kalau kamu ingin membatalkan, tidak apa Di,” ujarnya. Aku menggeleng. Kalau sudah memutuskan, aku tidak akan mundur. Setelah selesai sarapan, kami berangkat. Ada perasaan tidak tega, ketika berpamitan pada putriku. Kayla juga menangis melihatku meninggalkannya. Aku merasa sedikit tenang, ada Bi Nung yang akan mengawasi bersama pengasuhnya.

Tiba di kantor, para pegawai menyambutku dengan hormat. Kulihat Disa memainkan sebelah matanya. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Sahabatku itu sangat senang ketika kuberitahu kalau akan bekerja lagi. Dia antusias sekali dengan kehadiranku. Kami akan melewati banyak waktu bersama.

Nyatanya, aku bahkan tidak bisa makan siang di luar. Mas Rasya dan aku makan di kantor. Seharian, kami menerima namyak tamu dan kerjaan. Para karyawan sudah pulang, baru kami beranjak pulang. Sudah lama tidak duduk berjam-jam, tubuh rasanya mau remuk. Tapi semua itu tidak kuperlihatkan di depan suamiku. Saat ditanyanya capek, kukatakan sedikit.

Mbak Tika belum pulang juga. Mas Romi menambah waktu bekerjanya di sana. Kakak iparku itu, rajin berbagi cerita dengan meneleponku. Dia meminta maaf ketika tahu aku kembali bekerja. Kukatakan, kalau itu kemauan sendiri. Bukan karena paksaan suamiku. Walau bekerja, aku rajin memantau putriku dengan menanyakan kegiatannya.

Setahun sudah berlalu, Mbak Tika mengabarkan akan pulang. Kami senang, apalagi kabar gembira yang dibawanya, kalau dia tengah berbadan dua. Yang paling gembira tentu saja Mas Rasya, dia sangat antusias karena akan punya keponakan dari kakak tersayangnya.

Ketika makan siang, Mas Rasya mendapat telepon dari Mbak Tika. Suaranya sangat panic, ketika berbicara. Mas Rasya sampai bangkit dari duduknya dan berjalan ke sana kemari. Aku yang melihatnya jadi ikut khawatir. Terlihat mata Mas Rasya memerah saat menghentikan pembicaraan.

“Di..!” jeritnya pelan mendekatiku. Aku bangkit, lalu memeluknya. Pasti telah terjadi sesuatu, sehingga suamiku seperti itu.

“Apa yang terjadi Mas?” tanyaku melepas pelukan.

“Mas Romi kecelakaan saat pulang dari kantor. Keadaannya mengkhawatirkan. Mbak Tika takut sekali. Dia menangis terus.” Aku menutup mulutku yang terbuka karena terkejut. Tadi pagi, Mbak Tika menelepon sudah mengemas barang-barang, karena akan berangkat besok. Dia terlihat begitu senang.

“Aku akan berangkat dengan pesawat pertama. Kamu tetap di kantor,” ujarnya menyentuh bahuku. Sebenarnya aku ingin ikut, setidaknya bisa menenangkan Mbak Tika, tapi ada Kayla dan kantor yang perlu diperhatikan.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kecelakaan yg menimpa mas Romi tdk berpengaruh pada psikologis MB Tika n janinnya. Keren bunda sukses sll nggih

04 Mar
Balas



search

New Post