Herlina Suryati

''Tidak ada kata terlambat'', itulah mottonya.Herlina Suryati adalah anak kedua dari tujuh bersaudara, lahir di Pangian 22 Februari 1967. Memiliki hobi me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penilaian yang Keliru
Dok. Pribadi

Penilaian yang Keliru

#TantanganGurusiana ke-357

Arni melihat jam tangannya. Jarum jam menunjukkan pukul 12.00 WIB. Arni masih duduk dengan sabar di ruang tamu. Ia menunggu seseorang, yang mana orang yang ditunggunya belum ia kenal sama sekali. Matanya terus menatap ke jalan. Sekali-sekali terdengar helaan nafas panjang, pertanda ada sesuatu yang sedang dipikirkannya.

Hari ini Arni akan bertemu dengan seorang lelaki pengganti ayahnya. Ibunya mengatakan ayahnya itu ingin menemuinya. Setelah ibunya menikah lagi, ia belum bertemu dengan ibu ataupun dengan lelaki pengganti ayahnya. Memang, sejak beberapa tahun ini Arni hidup terpisah dari ibunya. Karena tugasnya, Arni harus tinggal di luar kota. Bahkan ketika acara pernikahan ibunya, Arni tidak sempat menghadiri.

Arni sangat menyayangi ibunya. Ia tidak tega melihat ibunya sendirian di rumah. Telah ia coba membujuk ibunya untuk tinggal bersama dengannya, namun ibunya menolak dengan alasan tidak mau meninggalkan rumah di kampung.

Dengan adanya seorang lelaki yang bersedia mengantikan posisi ayahnya, Arni merasa bersyukur. Walaupun jauh dalam lubuk hatinya kurang menerima kehadirannya. Karena ia belum mengenalnya. Arni sangat mencintai ibunya. Ia tidak ingin melihat ibunya kembali menderita.

Tit, tit, tit…, terdengar bunyi klason mobil. Spontan lamunannya buyar. Arni melihat ke halaman rumahnya. Sebuah mobil putih masuk dan berhenti pas depan rumahnya. Perlahan pintu mobil terbuka. Seorang lelaki setengah baya dengan perawakan sederhana turun dari mobil. Tidak berapa lama turun lagi seseorang. Tidak lain ibunya yang ia rindukan.

Ia berlari mendapatkan ibunya. Ternyata ibunya juga datang. Tidak seperti apa yang ibunya katakan lewat handpon kemaren. Ia peluk dan ia cium ibunya. ia lepaskan rasa rindu yang dipendam selama ini. Ditatap wajah ibunya, ada bahagia di sana. Pandangannya tertuju kepada lelaki di sebelah ibunya yang sedari tadi mamandangnya. Ada senyum tulus di bibirnya. Sekarang ia tidak ragu lagi untuk merestui ibunya menikah lagi.

Sosok ayah yang ia rindukan sudah ia dapatkan pada lelaki yang ada di depannya. Ia bersyukur, do’anya telah dikabulkan Allah.

Lintau Buo, 9 April 2021

Herlina Suryati

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya buk. Mohon izin follow.

09 Apr
Balas

Terima kasih Pak Martin. Juga sudah di follow

10 Apr



search

New Post