Kami dan Gurusiana, 365 hari menulis tanpa jeda

#lomba menulis Gurusiana

“Tidak ada kata terlambat” kata ini yang selalu menjadi motivasi dalam diri saya. Meskipun pada usia hampir senja, namun keinginan untuk terus belajar terus ada. Berawal dari membaca sebuah tulisan hasil karya seorang teman di Mediaguru, membuat semangat saya untuk mengembangkan bakat semakin kuat. Apalagi setelah membaca informasi dari Bapak Muhammad Ihsan tentang Panduan Sukses Tantangan Gurusiana serta motivasi dari teman-teman guru membuat hati saya tergerak untuk mulai menulis.

Tantangan awal, menulis selama 30 hari dapat saya ikuti dengan ilmu menulis yang belum saya punyai. Maka saya perlu meningkatkan keterampilan menulis. Melalui pelatihan Sagusabu bersama Pemred Eko Prasetyo, saya lebih memahami teknik-teknik menulis yang baik. Memang tidak ada cara instan untuk menguasai keterampilan menulis. Supaya berkembangnya kemampuan menulis, saya perlu melakukan beberapa cara seperti: meningkatkan disiplin menulis, membaca karya orang lain serta melakukan evaluasi setiap selesai menulis. Dengan mengasah kemampuan setiap hari membuat saya semakin percaya diri. Ilmu yang saya dapatkan menambah keyakinan untuk bisa melahirkan sebuah buku yang sudah lama saya idam-idamkan.

Dengan selalu mencoba meningkatkan disiplin diri, melalui perjuangan panjang yang penuh lika-liku, saya dapat menaklukkan tantangan demi tantangan. Suatu hal yang tidak saya sangka-sangka, menulis setiap hari selama 365 tanpa jeda berhasil saya selesaikan.

Di samping tantangan menulis setiap hari, saya mengikuti lomba menulis setiap bulannya. Ketika saya dinyatakan lulus seleksi untuk beberapa kali lomba tiap bulan, menambah koleksi jumlah buku antologi saya yang dipajang pada rak buku di sudut ruangan.

Ada lagi kebahagiaan yang saya dapatkan. Ketika saya mengikuti seleksi calon Fasilitator Guru Penggerak. Saya menceritakan perjuangan mengikuti tantangan menulis 365 hari ini pada jawaban esay seleksi calon Fasilitator Guru Penggerak tersebut. Di waktu seleksi tahap 2, saya diwawancarai oleh para asesor. Asesor menggali pengalaman-pengalaman yang saya lalui. Saya ceritakan apa adanya. Di antara jawaban yang saya sampaikan adalah : di mulai dari ajakan teman. Awal menulis ada rasa khawatir. Takut penulisan salah. Tulisan tidak menarik. Rasa ragu itu dikarenakan saya belum memiliki keterampilan menulis.

Ternyata jawaban yang saya sampaikan menarik perhatian para asesor. Asesor meminta saya menceritakan lagi rintangan yang saya lalui selama mengikuti tantangan. Banyak kisah sebetulnya. Di waktu melewati tantangan, hari-hari dilalui penuh suka dan duka. Ada situasi menyenangkan dan juga ada waktu sedih. Tetapi karena sudah biasa akhirnya menjadi kecanduan menulis. Situasi yang dihadapi menjadi ide yang dikembangkan menjadi sebuah karya.

Cerita saya mengikuti tantangan menulis 365 hari tanpa jeda, membawa keberhasilan dalam mengikuti seleksi Calon Fasilitator Guru Penggerak angkatan ke-4. Sudah lebih dari 2 bulan saya mendampingi dan menfasilitasi Calon Guru Penggerak angkatan 4 ini.

Saya punya tekad akan terus menulis dan terus meningkatkan keterampilan menulis sampai akhir hayat. Tentunya juga akan mengembangkan dan mengajak teman-teman lainnya mau berkarya.

Terima kasih Pak CEO, Pemred Eko, Bu Nuraeni dan seluruh teman-teman atas ilmunya.

Nama Herlina Suryati. Lahir 22 Februari 1967 di Nagari Pangian Kecamatan Lintau Buo. Memiliki hobi membaca buku, menyanyi dan menari. Pernah menjabat sebagai kepala sekolah pada dua sekolah di jenjang berbeda. Sekarang diamanahkan menjadi pengawas sekolah dasar dengan dua belas sekolah binaan. Sebagian besar terletak di daerah tersulit. Suka bergaul dan bersilaturrahmi itulah sifatnya. Semenjak bergabung di MediaGuru sudah melahirkan satu buku solo, dan beberapa buku antologi. 081374006947(Wa)