Herman Daulay

Seorang guru yag mengajar di SMAN 1 Banda Baro Aceh Utara. Mencoba menuliskan apa yang dipikirkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rapor
google.co.id

Rapor "hoax"

Rapor baru saja dibagikan. Nilai-nilai yang ditulis dirapot sekarang tercetak rapi hasil kerja komputer. Tak ada lagi tulis tangan guru pada rapor siswa karena semua sudah hasil print. Mengapa saya tulis Nilai "Hoax" ..ya karena nilai rapor kebanyakan bukan nilai asli kemampuan siswa. Nilai rapor didapat dari ngajih (ngarang bijih) alias rekayasa. Mengapa harus nilai "hoax" ? Nilai hoax terjadi disebabkan adanya aturan nilai KKM yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan. Nilai KKM tersebut membuat guru harus merujuk nilai rapor atas batas minimal tersebut. Secara teori nilai batas atas dalam istilah ekonomi disebut floor price artinya harga minimum adalah diatas harga pasar yang berlaku. Kalau kita kembali kebahasan nilai KKM dapat diartikan bahwa nilai rapor minimum adalah nilai diatas nilai rata rata, entah nilai rata rata kelas atau nilai rata rata sekolah, dimana nilai KKM dihitung berdasar rumus. Namun ada juga nilai KKM tanpa pakai rumus alias ditetapkan oleh pihak Dinas pendidikan setempat. Misal nilai KKM sekolah terakteditasi A nilai KKm 85, AkreditasibB nilai KKM 75 sedang Akreditasi C nilai KKM 60. Denga demikian semua sekolah harus merujuk kepada aturan tersebut. Nilai Hoax ini sangat merusak siswa dan guru Siswa dininabobokan oleh nilai tinggi seujung langit namun tidak sesuai kemampuan siswa. Siswa sudah dapat jaminan nilai malah sebelum proses belajar terjadi. Siswa tidak punya motivasi belajar karena apapun yang mereka lakukan toh akan ada nilai kkm, berapapun jelek nilai ulangan maka itu tidak akan mempengaruhi nilai rapor. Bagi guru niali KKM akan membatasi ruang gerak guru memberi tekanan kepada siswa bermasalah. Guru merasa hak prerogrtif telah dirampas oleh KKM. untuk apa kita mengajar toh sudah ada nilai KKM begitulah kira kira "gedumel" para guru. Mari kita bicarakan kembali nilai KKM ini secara lebih praktis sehingga wewenang guru tidak dirampas sedang siswa termotivasi untuk belajar dengan tekun. salam herman daulay

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya Sich setuju pak dengan nilai KKM tapi prosesnya harus benar dengan mempertimbangkan kemampuan siswa, tingkat kesukaran/kemudahan materi, kemampuan guru, dan sarana serta prasarana belajar. Masalahnya KKM itu hal priogratif guru. Bisa saja KKM setiap bidang studi dan guru berbeda. Permasalahanya kadang kita dibenturkan dengan kebijakan orang yang tidak faham pendidikan hanya mengedepankan prestasi

17 Dec
Balas

Mantap.. Ngaji bersama tiap akhir semester..

17 Dec
Balas

Dapat pahala dkng kita pak ???

17 Dec

Masalah kita adalah menilai dengan yang sebenarnya atau menilai yang semestinya. bagi saya Kalau KKM dapat menilai yang sebenarnya engak masalah pak Mulya namun pada kenyataannya KKm adalah alat cangih menaikan nilai secara akrobat dan sah.. tq #salaman pak Mulya selamat libur

17 Dec
Balas

Itulah sistem pendidikan kita, dimana proses pendidikan pada akar rumput masih diintervensi kepentingannya lembaga untuk menyatakan kami berhasil nilai KKM kami besar, sangat setuju itulah nilai keterpaksaan

17 Dec

saya kutip "nilai keterpaksaan" mantap pak

17 Dec
Balas



search

New Post