Hermawan Supriyadi

Guru Bahasa Inggris di MTs Negeri 7 Jember...

Selengkapnya
Navigasi Web

DILEMATIS PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Pandemi yang telah melanda di seluruh dunia, khususnya di Indonesia yang berawal pada Maret 2020. Hal itu memiliki efek yang luar biasa, hampir diseluruh sektor lumpuh total. Covid-19 tidak memandang siapa dan dimana yang harus diserang. Oleh karena itu pemerintah menganggap pandemi ini sebagai sesuatu yang sangat urgen, maka pada Maret 2020 Indonesia merapkan lockdown. Lockdown sendiri bertujuan untuk memutus penyebaran virus covid-19. Walaupun demikian korban covid-19 tidak bisa ditekan, dari bulan ke bulan semakin meningkat drastis di 2020.

Covid-19 yang menghantui sisi kehidupan kita, mau tidak mau masyarakat harus tetap tenang dan selalu mematuhi himbaun dan larangan dari pemerintah. Upaya yang telah dilakukan pemerintah selain lockdown yaitu dikenal dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun). Pencegahan untuk terhindar dari covid-19 tidak cukup hanya dengan 3M saja, namun harus tetap menjaga iman, imun dan aman. Iman yang dimaksud bahwa kita harus yakin bahwa covid-19 itu berasal dari sang pencipta (Allah SWT) agar kita bisa introspeksi diri. Imun artinya kita harus tetap menjadi kebugaran tubuh agar tidak mudah terpapar covid-19, dengan cara berolahraga yang ringan di rumah. Aman bermaksud agar kita mematuhi semua himbauan dan larangan yang diterapkan, sehingga bisa aman akan tertularnya covid-19.

Dikarenakan penyebaran virus covid-19 yang berstatus awas dan darurat, maka masyarakat agar bisa mematuhi 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas). Himbauan ini merupakan lanjutan dari 3M, dengan tujuan agar bisa memutus penyebaran covid-19. Apapun itu bentuk ihtiyar telah dilakukan selanjutnya kita serahkan saja kepada Allah Swt. Pandemi yang telah memakan banyak korban dan efek dalam dunia ekonomi, bisnis, politik, sosial dan khususnya dalam dunia pendidikan. Dalam kurun waktu kurang lebih satu setengah tahun ini telah membuat para peserta didik sudah menikmati dalam dunia nyaman mereka masing-masing, sehingga lupa akan membaca, menulis dan berhitung mata pelajaran yang biasanya diberikan dibangku sekolah.

Seiring dengan adanya wabah covid-19 ini, menteri pendidikan dan kebudayaan telah mengatur bagaimana proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Lembaga penyelenggara pendidikan dalam kondisi khusus dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Kurikulum menerbitkan daftar kompetensi dasar yang seharusnya diajarkan pada kondisi khusus saat ini. Mengapa seperti itu karena pertemuan tatap muka sudah tidak diperbolehkan.

PTM harus menggunakan moda daring (dalam jaringan) yang tidak dapat dielakkan lagi. Daring yang sudah familiar saat ini karena masyarakat awam (masyarakat kolonial) sudah mengikuti perkembangan informasi dan teknologi dengan sangat mudah dan menarik untuk dipelajari. Banyak di Learning Management System (LMS) telah menyediakan aplikasi pembelajaran yang bisa membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Pada madrasah contohnya, Kementerian Agama Republik Indonesia telah mengeluarkan aplikasi pembelajaran yang disebut dengan e-learning madrasah. Aplikasi e-learnig madrasah memiliki fitur yang lengkap dan juga sudah terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan fasilitas video call.

Aplikasi yang sering digunakan juga masih banyak seperti halnya whatsapp, google form, zoom, microsoft team, youtube dan lain sebagainya. Pendidik yang sudah bisa mengikuti perkembangan IT di era milineal tentunya tidak akan asing dalam pengoperasiannya untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran daring. Proses KBM pada moda daring ini yang dibutuhkan hanya guru yang bisa menciptakan kreatifitas dan inovasi media pembelajaran. Contoh jika tidak bisa mengkreasi sendiri, guru dapat mengambil sumber belajar yang sudah tersedia dalam youtube dan google. Tuntutan proses kegiatan belajar mengajar daring memang luar biasa, pendidik harus bisa membuat dengan mudah para peserta didik untuk memahami materi yang diberikan saat pembelajaran.

Pembelajaran secara online/daring merupakan suatu keharusan, setelah adanya perintah dilarang untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Menurut Hadion Wijoyo (2020), “blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran. Blended learning juga sebagai kombinasi pengajaran langsung (face to face) dan pengajaran online untuk mempermudah beriteraksi secara sosial.” Blended learning merupakan perpaduan antara pembelajaran daring dan tatap muka, artinya pendidik dapat melakukan pembelajaran tatap muka dengan aplikasi zoom dan google meet. Aplikasi itu dapat berfungsi untuk menghubungkan pendidik dengan peserta didik dengan video call secara online. Dalam KBM melalui video call itu, guru hendaknya sudah menyiapkan materi yang sudah di dirancang sebelumnya, sehingga dalam pemaparan dapat menarik dan menyenangkan para siswa.

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan blended learning saat ini sepertinya sudah membumi di persada bumi pertiwi tercinta ini. Pembelajaran dengan menggunakan perpaduan antara online dan tatap muka. Hal ini tentunya sangat memudahkan untuk berinteraksi dari jarak berjauhan. Pendidik dapat mengambil contoh dari penggunaan aplikasi zoom. Dalam menggunakan zoom misalnya, pendidik dan peserta didik dapat berinteraksi layaknya seperti dalam satu ruang. Selain itu pendidik dapat melakukan sharing file berupa tampilan slide power point, gambar, audio visual.

Pada akhir proses kegiatan belajar mengajar daring, pendidik dapat memberikan post test berupa pertanyaan-pertanyaan yang berupa kuis. Di LMS juga terdapat aplikasi yang dapat dibuat kuis yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menerima materi yang telah diberikan oleh guru. Aplikasi-aplikasi ini sudah banyak tersedia secara online, seperti kahoot, quizzizz, duolingo, quizlet, dan masih banyak lainnya. Aplikasi tersebut dapat digunakan dengan baik dan menarik, hal itu tergantung dengan kreatifitas dari para pendidik. Semakin tinggi kreatifitas guru, maka anak akan merasa lebih senang dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh para guru.

Persiapan dalam proses pembelajaran pada masa pandemi, tentunya sudah disusun dan dirancang dengan baik serta disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh para peserta didik. Upaya yang telah dilakukan pemerintah walaupun tidak maksimal dengan memberikan bantuan kuota internet sudah dilakukan. Bantuan kuota inet diberikan kepada seluruh pendidik dan peserta didik yang sudah terdaftar di emis kemenag. Namun bukan hanya saja yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran blended learning. Perangkat yang dibutuhkan berupa laptop dan android merupakan faktor utama yang harus dimiliki. Untuk para peserta didik yang sudah familiar yaitu android.

Kepemilikan android untuk para peserta didik masih ada yang tidak memilikinya. Ada yang memiliki namun tidak support untuk diinstal dengan aplikasi yang dibutuhkan saat ini. Tidak sedikit peserta didik juga ditemukan yang memiliki smartphone, tetapi berada diluar jangkauan signal seluler. Untuk kepemilikan android bagi yang tidak mampu untuk membelinya, sudah diberikan solusi berupa bantuan yang didapat dari PIP untuk dibelikan android agar proses KBM dapat berjalan lancar. Bukan hanya hal itu saja karena ada yang lebih ekstrim dengan penggunaan android yang tidak sesuai dengan tujuan semula yakni hanya untuk sarana pembelajaran di masa pandemi saat ini.

Peserta didik sering memanfaatkan kepemilikan smartphone hanya untuk bermain game online yang biasa disebut dengan e-sport. Hal itu yang akan mengakibatkan paket data akan cepat habis, sehingga untuk digunakan proses KBM sudah tidak bisa digunakan inetnya. Blended learning membutuhkan smartphone dan paket data, maka seharusnya bisa mengatur mana yang lebih utama antara KBM dan e-sport. Tentuanya tantangan itulah yang menjadikan pendidik tidak dapat memberikan pembelajaran dengan baik. Berbagai kasus atau masalah sudah banyak ditemukan penyebab mengapa tidak mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dengan baik.

Dengan dalih lupa jadwal, tertidur/bangun kesiangan, ada acara keluarga, jaringan inet lemot, dan smartphone rusak. Penyebab-penyebab itulah yang sering ditemukan pada setiap kali KBM berlangsung. Bahkan yang sama sekali tidak mengikuti KBM pun juga banyak dan setelah ditelusuri oleh wali kelas, ternyata para peserta didik sudah “nyaman dizona mereka”. Dalam hal inilah, peran orang tua menjadi sangat penting. Perhatian dan bimbingan ortu sangat dibutuhkan karena orang tua di masa pandemi menjadi guru bagi anak-anak mereka. Mungkin sudah banyak diantara orang tua mengeluh dan merasakan menjadikan seorang guru itu tidak mudah. Walaupun tidak maksimal peran orang tua menjadi guru, paling tidak perhatian untuk mengingatkan dan mengawasi putra-puri mereka pada saat belajar, itu jauh lebih penting.

Persiapan para tenaga pendidik tentunya tidak mudah. Mereka harus mempersiapkan materi dan media pembelajaran untuk pertemuan dengan moda daring. Pada lembaga satuan pendidikan yang bernaung pada Kementerian Agama Republik Indonesia sudah meluncurkan LMS berupa aplikasi e-learning. Proses pembuatan media hingga upload materi dan instrumen penilaian juga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Tuntutan guru harus kreatif dan invoatif harus dipenuhi dan dilaksanakan. Pada e-learning sudah lengkap dengan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pendidik dan peserta didik. Bahan ajar dan instrumen penilaian dapat dibuka sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Namun dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar tidak sedikit peserta didik yang mengikutinya dengan baik. Sebagai contoh keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di blended learning yaitu jumlah siswa dalam satu kelas 32 siswa yang terdaftar dalam aplikasi e-learning. Guru yang memiliki jadwal mata pelajaran yang diampu melihat presensi kehadiran ternyata hanya 22 siswa (68,75%) yang mengikuti dengan baik. KBM itu berlangsung pada pertemuan pertama. Setelah memasuki pertemuan kedua ternyata presensi kehadiran siswa semakin sedikit berjumlah 17 siswa (53,12%). Dari paparan contoh di atas membuktikan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan blended learning masih dianggap kurang efektif untuk diberikan kepada peserta didik dalam tingkatan MTs atau sederatnya (sumber data diambil dari MTsN 7 Jember).

#tetap selalu semangat untuk berkarya.

#TaGurSiana Hari ke-256.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post