Kutulis Puisi ini dengan Bismillah
Kutulis Puisi Ini dengan Bismillah
oleh, Hermin
Nak, waktu literasi baru saja meledak
dan ibu ikut pelatihannya
Ada instruktur bertanya
Apa itu literasi
Peserta tertegun, termangu-mangu mencari jawaban yang tepat
Waktu instruktur sekali lagi melemparkan pertanyaan yang sama
Beberapa peserta mengangkat telunjuknya
Mereka mencoba menjawab apa itu literasi dengan pemahaman mereka masing-masing
Nak, ternyata konon ada satu kata, hanya satu kata
mewakili makna literasi ini
M-E-L-E-K
Apa yang kaubayangkan pertama kali mendengar kata itu, Nak?
Mata yang terbuka lebar penuh daya lihat?
Bagaimana menurutmu orang yang dilahirkan dan ditakdirkan Allah tidak mempunyai kemampuan untuk melihat, Nak?
Mata mereka melek, tetapi mereka tidak mampu melihat indahnya warna-warna dan bentuk rupa segala makhluk di dunia
Selain kelam dan gelap semata entah itu di malam gulita, entah itu di siang benderang
Apakah menurutmu orang-orang seperti mereka yang tidak memiliki daya penglihatan itu tidak melek, Nak?
Tahukah engkau, Nak.
Tentang cerita sahabat Rasul: Abdullah bin Ummi Maktum.
Dialah yang menjadi asbabun nuzul turunnya Surat Abasa ayat 1 hingga 16
Dia memang tidak mampu melihat dengan netranya
Tetapi mata batinnya Allah izinkan untuk melihat dengan jernih keindahan cahaya Islam
Jauh jarak rumahnya dengan masjid, ketiadaan seorang penunjuk jalan, tidak lantas membuat surut langkahnya untuk senantiasa berjamaah di masjid bersama Rasulullah dan ummatnya.
Dalam cuaca panas maupun suhu yang sangat dingin, dia meraba-raba dalam gelap menuju masjid. Dia melihat cahaya-Nya tidak dengan matanya, melainkan dengan imannya.
Dia syahid dalam perang Al-Qadisiyyah sebagai pemegang panji pasukan Rasulullah.
Nak, melek jasmani tidak menjamin seseorang dapat menyibak tabir hikmah kebesaran-Nya di alam semesta yang kita tinggali sementara ini
Sebaliknya, ketiadaan daya penglihatan jasmani, bila Allah berkehendak, justru menjadi jalan kemudahan baginya untuk dapat melihat cahaya keagungan-Nya
Nak, renungkanlah olehmu sejenak
Dengan penglihatan yang Allah berikan kepada kita
Apakah yang sudah kita perbuat
Apakah dengan penglihatan itu kita semakin dekat dengan-Nya
atau justru menjauh dari-Nya
Karena itu, Nak, meleklah atas dua hal: melek ilmu dan melek iman
Setinggi apa pun jabatan dan kedudukan seseorang
sepandai apa pun ilmu seseorang
tanpa diiringi iman
Itu semua sia-sia belaka
Anakku, saat lisan ini masih mampu berucap, dengarlah pesan ibu.
Menjadi apa pun kalian kelak
jangan pernah kalian tinggalkan Allah
Jadilah kalian teknokrat yang beriman
Jadilah kalian birokrat yang beriman
Jadilah kalian pemimpin yang beriman
Bagi diri kalian maupun bagi orang lain
Nak, dengan bismillah,
ibu doakan kalian menjadi orang-orang yang melek ilmu dan melek iman
Cirebon, Selasa, 28 April 2020
01.43 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi itu saya buat begitu saja sekemampuan saya, Bu. Entahlah, Bu Yenni. Jenis puisi seperti itu apa namanya.
Puisi naratif ya bu..??