Hermin Agustini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Membangun Sinergi dengan Hati Oleh  Hermin Agustini

Membangun Sinergi dengan Hati Oleh Hermin Agustini

Pertama kali memasuki SMPN 3 Bangsalsari, pasti terkesan mistis. Sekolah yang terletak di wilayah barat kota Jember, tepatnya 750 m ke arah selatan pasar desa Petung adalah sebuah sekolah menengah yang berhadapan dengan hamparan persawahan dan berbatasan dengan pemakaman umum yang terletak di belakang sekolah. Dari 12 rombel, hanya 8 rombel yang aktif ditempati kegiatan belajar mengajar karena jumlah keseluruhan siswa adalah 222 yang terdiri dari 8rombel yaitu 3 rombel untuk kelas 7, 3 rombel untuk kelas 8 dan 2 rombel untuk kelas 9.

Dengan demikian, banyak ruang kosong terkunci dan berdebu. Perpustakaanpun tak pernah terjamah. Pandemi, telah mematikan aktivitas selama 2 tahun yang berdampak kepada perilaku dan akhlaq siswa yang menurut saya sangat “istimewa” yang tentu saja butuh perhatian khusus untuk dibenahi. Menurut saya, ketidakdisiplinan dan perilaku anak-anak yang tidak baik bukan mutlak kesalahan mereka tetapi perlu ditelusur apa yang menjadi akar penyebabnya. Oleh kearenanya, saya merasa sangat perlu bersinergy dengan guru, orang tua ataupun wali murid dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai langkah awal, saya bersilaturrohim ke Kepala Desa Petung untuk mengenalkan diri serta mohon ijin memasang papan nama sekolah dan banner besar di gapura desa karena SMP 3 Bangsalsari hampir tidak dikenal oleh masyarakat. Di luar desa masih bertanya-tanya bila saya menyebut nama SMPN 3 Bangsalsari, yang masyarakat tahu adalah SMP Petung yang diplesetkan menjadi SMP “Peteng” (bahasa Madura yang artinya gelap).

Masyarakat tidak salah, sebab pada malam hari keadaan sekolah memang gelap dan terkesan horor dengan merebaknya cerita bahwa di sana selalu ada penampakan seorang perempuan berambut panjang mengandeng anak kecil menyeberang jalan dari rumah dinas menuju persawahan. Selain itu, penampakan kepala menggelinding di kelas pojok sekolah melengkapi ketakutan saya yang memang penakut. Dilengkapi dengan penampakan dua ekor harimau putih di pojok mushollah. Sungguh informasi yang membuat saya merinding.

Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya untuk terus menggali informasi terkait keadaan dan budaya masyarakat sekitar yang sebagian besar berbahasa Madura. Di sini saya merasa sangat beruntung terlahir dengan bahasa ibu dan kebudayaan Madura sehingga lebih bisa memahami karakter masyarakat Madura. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Madura menjadi pilihan untuk menjalin kedekatan dengan warga sekitar.

Penggalian informasi tetap saya lanjutkan dengan terus berkomunikasi sekaligus bekerja sama dengan semua pihak termasuk menjalin kerjasama dengan pihak PUSKESMAS, POLSEK dan KORAMIL setempat.

Bekerjasama dengan Puskesmas bertujuan untuk memberikan sosialisasi secara berkala kepada siswa dan masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan menghindari pernikahan dini yang masih banyak terjadi. Sedangkan kerjasama bersama POLSEK bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada siswa tentang tertib lalin, narkoba, kenakala remaja dan pelanggaran hukum lainnya. Selanjutnya, bersama pihak KORAMI saya membangun kerjasama untuk meningkatkan kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler baris berbaris.

Dari hasil pengamatan demi pengamatan, saya membaca bahwa meningkatkan prestasi akademik di SMPN 3 Bangsalsari bukan hal yang mustahil, tetapi jauh dari kata mudah. Oleh karena itu, saya lebih melirik pada kegiatan yang menguras tenaga siswa daripada kegiatan berpikir. Maka ekstrakurikuler yang disukai anak-anak seperti Bola Volly dan Pencak Silat juga menjadi pilihan. Selain Pramuka yang memang wajib diikuti oleh semua siswa.

Selain itu, melalui kebiasaan penyambutan siswa di pintu gerbang sekolah diharapkan mampu memberi tauladan etika terhadap guru, teman dan berdisiplin waktu. Selanjutnya, pembiasaan membaca surat Yasin di awal pelajaran, salat berjama’ah adalah kegiatan yang diharapkan mampu membagun karakter siswa menjadi lebih baik. Memberikan sanksi positif atas pelanggaran dengan cara meminta siswa membaca dan menuliskan intisari bacaan, atau mengarang bebas adalah salah satu upaya untuk memperbaiki karakter siswa. Itung-itung, hal tersebut akan membuat siswa secara tidak langsung mulai belajar terbiasa membaca dan menulis. Ke depan, saya berencana mengumpulkan tulisan siswa tersebut menjadi sebuah buku antologi yang akan memberikan rasa bangga kepada siswa yang tulisannya dimuat.

Tentu saja semua kegiatan tersebut akan terwujud melalui kerjasama dengan semua pihak, yang saat ini menjadi target untuk mewujudkan visi misi sekolah yang tertuang dalam sebuah motto “SMPN Bangga Bersinergi” yaitu SMPN 3 Bangsalsari Bersih, sehat, indah, disiplin, dan religius yang tentu saja semuanya akan terwujud bila dilaksanakan dengan hati karena saya meyakini, “apapun yang dilakukan dengan hati, akan sampai ke hati” (Sebuah tulisan yang pernah saya baca pada acara TNGP 2022 beberapa bulan yang lalu dan selalu saya ingat).

Balung Kulon, 1 Januari 2023.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Bu Kasek. Semangat membangun dengan hati. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan.

02 Jan
Balas

Aamiin. Terimaksih suportnya kakak Cantik.

03 Jan

Bisa di buku kan Bucan...keren

02 Jan
Balas

Aaamiin, siap Bebebs

03 Jan



search

New Post