Hermin Agustini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pengalaman Pertama yang Mendebarkan

Pengalaman Pertama yang Mendebarkan

Oleh: Hermin Agustini

Sungguh di luar dugaan. Berselang tiga hari dari kegiatan penguatan literasi yang menghadirkan para duta literasi ternyata membuahkan hasil yang luar biasa. Dari tugas menulis yang dijadikan pekerjaan rumah ternya ada sepuluh siswa yang benar-benar antusias untuk bisa menulis. Tepatnya Sembilan siswa, yang terdiri dari delapan siswa SMPN 3 Bangsalsari dan seorang siswa adalah putri saya sendiri. Mereka menyerahkan naskah ala mereka, yang belum pernah memperoleh ilmu menulis selain dari kegiatan yang menghadirkan Bu Hj. Nur Aliyah pada tanggal 12 Januari tiga hari yang lalu.

Angka 8 dari dari total 222 siswa adalah jumlah yang sudah lumayan banyak menurut saya yang mengira tidak aka nada peminat. Namun saya salah duga. Saking bahagianya, saya merasa harus ikut membersamai mereka dalam mengikuti lomba menulis SASISABU yang menjadi pengalaman pertama bagi siswa dan putri saya.

Team litersi SMPN 3 Bangsalsari langsung punya gawe. Pada hari Sabtu kemarin, anak-anak yang telah mengumpulkan naskah dikumpulkan ke lab computer untuk megetik naskah masing-masing sesuai ketentuan lomba. Harapannya mereka akan dipandu melalui wa grup untuk mengupload naskah masing-masing. Namun semua tak bisa berjalan mulus karena kendala jaringan. Tak semua siswa punya paket data. Maka mau tidak mau harus kerja bareng di sekolah untuk menguploada naskah bersama menggunakan wifi sekolah.

Saya mengajak putri saya untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan iming-iming akan berlanjut jalan-jalan ke Jember setelah selesai kegiatan di sekolah. Saya kira tak akan memakan waktu lama karena tinggal upload saja. Ternyata butuh ketelatenan untuk 9 calon penulis cikal bakal penggiat literasi di sekolah saya. Hanya 1 naskah yang sesuai ketentuan, mungkin karena anak ini kost di rumah kepala sekolah,eh…sedang naskah yang lainnya perlu membenahi.

Waktu telah menunjukkan pukul 15.00 untuk mengedit 8 naskah sementara lab computer terkunci. Memanggil yang memegang kunci tentu membuang waktu. Untungnya, saya memang selalu membawa laptop, demikian juga dengan Bu Lestari, waka kesiwaan yang sekaligus coordinator giat literasi sekolah. Bersama beliau, semua siswa terlayani satu persatu dengan segala kehebohannya.

Raut wajah putr saya melai redup, kata lain dari cemberut karena sampai menjelang magrib belum semua berhasil upload karena ada 1 siswa yang masih menulis naskah yang hanya terdiri dari 257 kata. “Alirkan saja, tulis saja” ucap yang lain penuh keriangan menyemangati Safina yang sedang focus menuntaskan naskahnya sampai berhasil upload di link lomba.

Apapun hasilnya, semangat mereka harus terlayani dengan baik agar kobaran semangat mereka tak pupus. Tinggal mengompori agar mereka bisa terus mengasah keterampilan menulis dan bisa menebarkan virusnya kepada seluruh siswa lainnya.

Selepas membersamai siswa, berikutnya adalah menepati janji pada Caca, putri saya yang telah ikut menjadi tutor kepada teman-temannya saat mengupload naskah, meski wajahnya tidak terlihat sumringah karena tak sesuai dengan harapannya untuk segera jalan-jalan. Janji harus ditepati, meski saya sudah mulai menguap. Kantuk mulai ngajak perang.

Untungnya, selama perjalanan berangkat, ocehan Caca mampu membuat saya bertahan sampai di tempat tujuan belanja ala Caca. Entahlah kok harus beli di Jember, padahal di Balung juga ada.”Kita langsung pulang ya, Dek,” rayu saya agar dia tak berlama-lama dan tidak usah mampir ke tempat lain sebab waktu sudah menunjukkan pukul 20.30.

Sudah bisa dipastikan, jarak tempuh 45 menit ke rumah akan menjadi du jam perjalanan malah lebih karena saya harus minggir untuk tidur. Kali ini saya minggir di café, selain tempat parkir yang aman untuk tidur, saya bisa memesan makanan dan kopi sambil menuliskan naskah ini setelah sejenak bisa tidur. Sebab jika saya langsung pulang saya tidak yakin bisa menuntaskan tantangan malam ini.

Sampe segitunya ya? Begitlah bila telah jatuh cinta. Apapun akan dilakukan demi rindu menggebu. Uhuy, saya berasa anak kuliahan yang mengerjakan tugas, apalagi Caca sudah tidur di mobil. Mudah-mudahan tidak ada yang ingin menculik saya, yang masih berwajah imut dan lagi lucu-lucunya. Hiks.

Salam Literasi.

Caféwaktukumpul, 15Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Thank you supportnya

29 Jan
Balas

Thank you supportnya

29 Jan
Balas

Thank you supportnya

29 Jan
Balas

Apaah...imut dan lucu..hmm

15 Jan
Balas

Apaah...imut dan lucu..hmm

15 Jan
Balas



search

New Post