Aku pernah hampir menyerah kalah pada takdirku, menangis seharian, duduk pun rasanya sudah tak sanggup. lalu aku mengintip dari balik jendelaku yang tak begitu lebar. Disana kulihat sebuah pemandangan yang tak asing lagi. sebuah taman dan jalan raya yang tampak ramai dengan kebisingannya.

Sedang apa aku disini, cuma menangis menyesali semua perbuatan burukku, menghakimi kesalahanku sendiri dan membunuh kepribadianku yang lain. Aku memang hampir menyerah, itu kalimat yang keluar dari mulutku sendiri.

waktu berlalu, aku tak bisa terus begini, cerita dunia terus berubah sedang diriku masih saja seperti orang hilang yang tak tahu harus kemana. akhirnya akupun memilih untuk bangkit. menyiapkan diri menghadapi seribu bahkan jutaan masalah yang ada di depanku nanti.

aku sekarang bukan lagi wanita yang mudah tersakiti oleh ucapan, dan sikap manis orang yang sengaja ingin membuatku menangis. Aku lebih siap berhadapan dengan sejuta pedang dunia yang kapan saja bisa membunuhku dengan segala tipu dayanya.