Hati dan Lidah
Hati dan Lidah
By. Hermiza Akmal
MAN 3 Kota Padang Panjang
Allah menciptakan segala sesuatu, pasti ada maksud dan tujuan, sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali ‘Imran / 3 ayat 191, artinya “...Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” Dan surat An-Nahl / 16 ayat 78, artinya “...Dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
Analisa dan pemikiran manusia, diharapkan mampu memahami segala sesuatu yang dimilikinya dan yang ada di sekitarnya, contoh Allah menciptakan manusia dengan dua telinga, dua mata, dan hanya satu mulut. Melalui penciptaan-Nya ini, Allah memberikan pembelajaran agar manusia lebih banyak mendengar dan melihat serta memilih lebih sedikit berbicara.
Karena mendengar dan melihat tentang segala sesuatu, hanya berimbas pada diri pribadi, akan tetapi jika lidah berucap sesuatu yang tidak baik, pengaruhnya akan besar pada lingkungan. Sebab lidah lebih tajam dari pedang. Sebilah pedang bisa melukai dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk memulihkan.
Namun luka yang disebabkan ketajaman lidah, melahirkan sayatan dalam yang sangat mungkin abadi, sebagaimana peribahasa berbunyi ”Masih ada harapan sembuh, bila pedang melukai tubuh. Ke mana obat hendak dicari, bila lidah melukai hati.”
Rasulullah Saw bersabda, artinya “Barangsiapa yang mau menjamin untukku sesuatu yang ada di antara dua tulang rahang (mulut) dan sesuatu yang ada di antara dua kaki (kemaluan), maka aku akan menjamin surga baginya.” (HR. Bukhari).
Hadis Nabi Saw yang lain, artinya “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah ia bertutur kata yang baik atau lebih baik diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ali Bin Abi Thalib, menantu Rasulullah Saw pernah berkata, “Lidah orang berakal, berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh, berada di belakang lidahnya.” Analisa sederhananya, orang pintar, berfikir dulu sebelum menyampaikan segala sesuatu. Sedangkan orang bodoh berkata dulu, baru berfikir.
Terkait dengan hal ini, Luqmanul Hakim seorang ahli hikmah yang banyak dikaruniai oleh Allah Swt kebaikan dengan kata-kata nasihatnya dan amal perbuatannya untuk mengajak manusia beriman kepada Allah,
pernah suatu hari, diminta menyembelih kambing oleh tuannya dan disuruh membawa dua bagian daging yang terbaik.
Perintah itu dilaksanakan Luqman dan dibawa kepada tuannya dua bagian daging terbaik yaitu hati dan lidah. Pada keesokan harinya, tuannya kembali menyuruh Luqman menyembelih seekor kambing lain dan membawakannya dua bagian daging yang terburuk. Perintah itu juga dilaksanakan oleh Luqman dan dibawa dua bagian daging yang terburuk yaitu hati dan lidah.
Tuannya bingung, lalu bertanya kepada Luqman maksud perbuatannya itu. Luqman berkata "Sesungguhnya, bagi orang yang mulia, inilah harta terbaik dimilikinya dan untuk mereka yang keji, inilah harta terkeji yang ada dalam jasadnya."
Sesuai dengan hadis Nabi Saw, artinya “Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu, ada segumpal daging. Jika daging itu baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga sebagai insan beriman, kita senantiasa berdo’a dan berupaya untuk memelihara hati dan lidah untuk hanya membicarakan hal-hal yang bermanfaat dan diridhai oleh Allah Swt. Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.
Padang Panjang, Sabtu, 02 Mei 2020 Tantangan Gurusiana (hari ke-33)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah, terima kasih bu ilmunya.
Alhamdulillah. sama-sama, terima kembali Bu
Alhamdulillah. sama-sama, terima kasih kembali Bu
Bermanfaat..
Alhamdulillah, terima kembali Bu Sri
Alhamdulillah, terima kasih kembali Bu Sri
Bila tidak dijaga dengan baik, lidah ibarat pedang yang dapat menebas leher dalam sekali libasan (lebih tajam dari pedang). Mantap bu.. Salam
Alhamdulillah, terima kembali Pak Ari
Alhamdulillah, terima kasih kembali Pak Ari
alhamdulillah, membaca artikel ibu dgn sentuhan tausyiahnya membuat sejik di hati inspiratif sekali..salam hormat
Alhamdulillah, terima kasih supportnya Pak Eko. Salam hormat
Tausiyah nya selalu menyentak..... terimakasih Bu Ketua......Antara orang berakal dan orang bodoh itu hanya tergantung letak lidah dan hatinya......Super sekali....
Alhamdulillah, terima kembali supportnya Bu Kade
Alhamdulillah. sama-sama, terima kasih supportnya Bu Kade
Trimksih tausiyahnya, bu. Sngat brmnfaat.
Alhamdulillah. sama-sama, terima kembali Buk Putri
Alhamdulillah. sama-sama, terima kasih kembali Buk Putri
Terimakasih tausiahnya Bunda..
Sama-sama, terima kembali Bu Nur
Sama-sama, terima kasih kembali Bu Nur
Terimakasih buk cantik, semoga lidah dan hati kita selalu terjaga di bulan ramadhan ini
Aamiin...Terima kasih kembali Buk Kas
sgt inspiratif sekali ... lidah bisa melukai kadang sengaja maupun tdk sengaja diucap terimakasih bu
Alhamdulillah. sama-sama, terima kembali Bu As
Alhamdulillah. sama-sama, terima kasih kembali Bu As