Lailatul Qadar

(Bag.1)

By. Hermiza Akmal

MAN 3 Kota Padang Panjang

Lailatul Qadar adalah bahasa arab, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu lailatu artinya malam, qadar artinya ukuran. Sedangkan menurut istilah, lailatul qadar adalah suatu malam di malam ganjil 10 terakhir bulan ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan.

Nabi Muhammad Saw menyuruh kita untuk menunggu malam lailatul qadar di malam-malam ganjil setelah 20 ramadhan. Jika kita beribadah pada malam itu, maka nilai pahala ibadah kita sama dengan beribadah dengan seribu bulan, kurang lebih 84 tahun.

Pada malam itu, Allah Swt menurunkan para malaikat dengan tugasnya masing-masing, yaitu melihat dan mencatat amal ibadah apa saja yang dikerjakan oleh manusia. Ada tiga hal yang perlu dipahami terkait dengan keberadaan malam qadar. Pertama, berlipatgandanya pahala ibadah.Ini hikmahnya adalah untuk mengimbangi ibadah umat dahulu.

Umat pada masa Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw, umurnya panjang-panjang, ada yang berumur 500 tahun, 900 tahun, bahkan ada yang 1000 tahun seperti pada masa Nabi Daud. Dengan panjangnya umur, otomatis ibadah mereka menjadi lebih banyak, sementara umat Nabi Muhammad Saw hanya berumur di bawah 100 tahun.

Jika ada yang lebih dari itu, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena fisiknya sudah lemah, sehingga untuk mengimbangi ibadah yang sangat sedikit ini, kepada umat Nabi Muhammad Saw diberikan malam lailatul qadar, di mana satu malam beribadah sama nilainya dengan beribadah 1000 bulan. Sehingga apabila mendapatkan malam lailatul qadar 10 kali saja seumur hidup, itu berarti sudah sama nilainya dengan 84 tahun x 10 = 840 tahun.

Padang Panjang, Selasa, 19 Mei 2020 Tantangan Gurusiana (hari ke-50)