Nona Haa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Abdul Gopar dan Mesin Jahit Portable

Abdul Gopar dan Mesin Jahit Portable

Pagi itu sekitar pukul 07.30 wib, derap langkahku dengan pasti menuju ruang kelas 5 yang saat itu memang jadwalku dalam mengajar. Berselempangkan tas crocodile hitam dan kantongan plastik hitam digenggaman ditanganku tampak jelas pagi itu. Saat memasuki ruang kelas tampak para siswa sudah duduk dengan rapi sambil memperhatikan dengan seksama apa yang ada ditangaku.

Seperti pada umumnya persiapan kelas pun dimulai. Mulai dari apersepsi hingga kegiatan literasi di awal pembelajaran. Setelah semua kelas terkondisikan, aku mulai memberi materi yang seharusnya diajarkan saat itu yaitu matematika. Setelah membacakan tujuan pembelajaran dan memberikan ceramah singkat tentang materi, karena hanya mengulang materi sebelumnya. Saya pun memberikan latihan soal kepada seluruh siswa.

Setiap siswa sudah hening dan sibuk dengan pekerjaan yang sudah ku berikan. Tidak berapa saat kulayangkan pandanganku ke arah pojok pintu sudut kelas. Diurutan meja ke dua. Jiwaku seketika tak bergairah melihat "Abdul Gopar" yang sudah dari seminggu yang lalu kuberi peringatan tentang pentingnya kerapian dalam memakai seragam sekolah. Namun tak kunjung dipenuhi apa yang jadi peringatanku.

Tanpa basa basi ku datangi tempat duduknya, kusuruh sejenak berdiri. Dia terlihat kebingungan. Namun dengan tegas aku menyuruhnya membuka seragam baju putihnya. Dia menurut dengan muka sendu seolah mengetahui apa yang menjadi kesalahannya. Siswa yang lain hanya diam memandang karena mungkin mengerti maksudku. Tanpa sepatah kata pun ku bawa baju seragam yang sudah robek dibagian ketiak hingga bahu itu ke mejaku. Abdul Gopar sesaat itu meneteskan air matanya mungkin rasa malu sudah menghampiri nya. Tapi yang mungkin dia pikirkqn adalah kemarahanku dan membiarkannya bertelanjang dada.

Momen saat itu agak mengharukanku ketika seorang temannya Rendi Setiawan datang menghampirinya dan memakaikannya baju dalamannya pelapis baju seragamnya. Dengan tersedu sedu Abdul Gopar menundukkan kepalanya di atas meja belajarnya.

Seketika aku mengambil benda di kantong plastik hitam. Iya, mesin jahit portable yang bisa dibawa kemana mana . Seketika para siswa terbelalak melihat gelagatku itu. Dengan menghubungkannya ke arus listrik mesin itu bekerja. Dan seketika itu robekan robekan baju Abdul Gopar dapat menyatu kembali. Bisikan bisikan ringan terdengar dari siswa yang mungkin pertama kali melihat mesin jahit sekecil itu. Akhirnya baju Abdul Gopar yang robek itu pun dapat layak untuk dipakai.

Perlahan menuju meja nya akupun menyuruhnya memakai baju itu kembali. Apa yang kulihat?? Tampak matanya berbinar binar saat itu. Dan aku yakin itu hanya saat itu dan akan kembali lagi ke tingkahnya yang terkadang menjengkelkan.

Entah apa yang kupikirkan saat itu, sebegitu sibuknya kah orangtuanya hingga seragam anaknya yang sudah berminggu minggu robek seperti itu tidak dapat diperhatikan. Ah...tapi ada kelegaan tersendiri setidaknya aku bisa memberikan perhatian kecil yang mungkin bisa merubah sikapnya ke arah yang lebih baik. Setidaknya dia bisa melakukan hal baik kepada orang lain.

Pada dasarnya anak seusia mereka sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya. Aku hanya berharap setiap orangtua benar benar menyiapkan dengan baik anak-anaknya berangkat ke sekolah dengan kondisi yang baik...

Nona Haa, 7 Feb 2019!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post