Hernawati Kusumaningrum

Hernawati adalah guru bahasa Inggris SMP Al Hikmah Surabaya. Ibu berputra 4 ini berhobi membaca, menulis, dan berkebun. Suka mengikuti lomba bagi guru. Sekarang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hai Cantik
Desi Fitri, peraih penghargaan Literasi Wali kota Surabaya 2016

Hai Cantik

Salah satu sesi yang saya suka dari bekerja adalah saat makan siang. Kami bisa ngobrol sambil menikmati hidangan. Satu meja makan biasanya dikelilingi oleh delapan sampai sepuluh orang. Selalu saja ada yang memulai obrolan. Topiknya warna warni. Kadarnya pun cukup beragam. Ada yang ringan ada yang berat. Seperti yang terjadi hari ini.

Lha iyo, anak-anak itu takpikir sudah kuliah. Dandanannya kayak anak kuliahan, “ kata seorang guru mengomentari beberapa alumni yang datang meminta doa restu hendak ujian.

Telah menjadi tradisi alumni ketika menjelang ujian seperti saat ini mereka bersilaturrahmi kepada guru-guru di sini. Sebuah adab yang baik. Meminta doa agar dimudahkan menempuh ujian. Kami sangat senang menerima mereka. Menanyakan bagaimana kondisinya. Memberi doa setulus yang kami punya. Menanyakan kabar teman-temannya. Bagaimana rencana ke depan, studi lanjutnya. Tak lupa mengirim salam hormat pada orang tuanya.

Ya, wajarlah kalau lama tidak bertemu lantas kita perhatikan perubahan yang terjadi pada mereka. Termasuk dandanannya.

“Ya, make-up membuat mereka seperti itu, “ jawab guru lainnya.

“Anak-anak sekarang pintar berdandan. Jangankan mereka yang SMA, yang SMP pun nggak mau kalah, “ sahut lainnya.

“Yah, kemarin kita yang ngadakan acara pemotretan buat buku kenangan siswa harus gerilya. Memaksa anak-anak menghapus bibir yang sudah dipoles liptint, “ ujar guru kelas sembilan. Ia menuturkan, “ Kami sudah sweeping agar anak-anak tidak memakai lipstick. Masih kecolongan juga. Ketika di spot pemotretan ada beberapa anak yang bibirnya memerah fanta. Usut punya usut, ternyata liptint dimasukkan ke plastik bekas makanan.”

Hadeeh… sebegitunya untuk tampil cantik.

“Benar. Anak-anak di kelasku aja pengetahuan make-up-nya, wow! Kalah wali kelasnya, “ kata seorang wali kelas tujuh berapi-api. Ia menuturkan, beberapa anak di kelasnya punya keahlian tata rias wajah yang mumpuni. Melampaui umurnya. Karenanya, ia menjadi rujukan teman sebayanya.

Mengapa mereka bisa seperti itu? Internet mengajarinya. Banyak tutorial yang bisa mereka ikuti dengan mudah. Bagaimana me-make over sebuah penampilan. Step by step. Mereka bisa menggambarkannya dengan renyah. Sebelum memulai merias hendaknya wajah diberi moisturizer agar kondisi kulit lembab. Setelah itu baru gunakan foundation. Kemudian, make up primer, bedak, blush on, eyeliner, eye shadow, ombre lip, bla bla bla.

Yang menjadi tren di kalangan remaja sekarang adalah make up a la Korea. Mereka pun lancar mengurai bagaimana membuat efek winged eyeliner untuk menciptakan kerling yang tajam. Bahkan mereka mengajari gurunya. “Kalau ustadzah kurang tidur biasanya ada kantung mata. Nah, untuk menyamarkan pakailah concealer, “ jelasnya mantap. Hahaha

Itulah gambaran anak-anak kita. Saya rasa tidak hanya terjadi di sini, kalau mau jujur. Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan retail kecantikan Escentual menemukan, remaja menggunakan make-up lebih cepat tiga tahun dari 10 tahun lalu. Satu dekade lalu, para gadis baru memulai mencoba-coba kosmetik di usia 14 tahun. Penelitian yang melibatkan 1000 responden itu secara umum menunjukkan respon kekhawatiran di kalangan orang dewasa. (detik.com, 30/3/2014) Terlalu dini bagi mereka untuk memoleskan foundation dan memerahkan bibir. Belum lagi jika ditambah efek negatif penggunaan kosmetik yang berlebihan dan berkepanjangan.

Sebagai guru rasanya kita tidak boleh berhenti pada tataran prihatin. Harus ada sesuatu yang dilakukan. Meluruskan pemahaman mereka bahwa cantik tidak melulu masalah kosmetik. Ada makna cantik yang jauh lebih berharga dibanding bedak tebal dan gincu merah. Saya rasa kita semua tahu. Bukankah begitu, Cantik!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan2 bu Herna slalu cantik

18 Mar
Balas

karena yang komen pertama juga cantik orangnya. makasih sudah nginguk ke sini

18 Mar
Balas

Tulisannya informatif, gak kayak saya yang curhat abis, hahaha ....

18 Mar
Balas

kalau saya sih suka2 aja spy ngalir. merdeka aja. everyone has his own style

18 Mar

Setuju...

18 Mar
Balas

bu lilik malah lebih cantik

18 Mar

He he he. Saya sih suka aja melihat anak kelas VIII atau kelas IX yang ber-make up. Cantik.

18 Mar
Balas



search

New Post