Heru Widhi Handayani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Repih

Repih

tipis saja, buliran hujan menerpa

langit mendung, separuh wajah membayang

ulurkan duka, entah mengapa

tanya pun tiada jawab bermuara

tipis saja, buliran airmata

menyatu seirama dalam belanga cinta

mari minum sejenak tawarkan nestapa

sebab rindu menusuk mega

hadirkan gemuruh di dada

lirih saja, buliran doa

pada hati nan mungil merasai rona

di antara sayup burung gereja

berkicau ia tentang bayang

tentang apa itu muram

atau sebongkah kebahagian

ia tidak akan berakhir

hanya dengan berhenti menatap riak gelombang

ia akan riang seringan pasir menatap pasang

duhai, hari merepih sendiri

dipeluk rintik nan enggan pergi

Jakarta 5 Mei 2016

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bisa juga bermakna patahan roti. Seaeti dengan sesuatu yang mudah patah.

12 Jun
Balas

Bu Widhi, mohon penjelasan tentang repih dong. Saya tidak terlalu paham. Terima kasih.

05 May
Balas

Hampir sama dengan ranting yang sangat kering

12 Jun



search

New Post