Tahun ajaran baru 2017/2018 baru saja dimulai. Tiba-tiba waka kesiswaan datang ke kelasku. Dengan senyum manis, dia menyapaku. Lalu dia berkata "bu, ada 2 siswa baru, pindahan dari sekolah tetangga".

Mendengar kata "sekolah tetangga", ya... palingan siswa bermasalah yang pindah ke sini. Minggu pertama mereka masih disiplin. Beberapa minggu kemudian, mereka sudah memperlihatkan siapa diri mereka. Alpa, bolos, berkelahi, ikut tawuran, bahkan melawan guru.

Awalnya aku sangat benci dengan sikap mereka. Kadang jam pelajaran hanya kugunakan untuk marah di kelas. Aku marah karena mereka berdua. Tapi ... apa yang kudapat. Kemarahanku tidak merubah sikap mereka. Apakah aku harus terus marah-marah kepada mereka.

Aku menyadari tidak ada gunanya aku marah. Malah mereka semakin jauh. Kucoba mendekatinya dengan menggunakan bahasa kalbu. Kuajak mereka berbicara dari hati ke hati. Aku berusaha untuk menjadi teman. Sedikit mendengarkan keluhannya. Alhamdulillah ada perubahan. Mereka mampu melewati satu semester.

Menjalani semester genap di kelas 12 IPS, kiranya masih mendendangkan lagu lama. Tidak masuk sekolah. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Apa ngak kepikiran mau Ujian Nasional. Entahlah apa yang mereka pikirkan.

Sebagai wali kelas, aku tidak ingin mereka gagal. Aku berusaha supaya mereka datang ke sekolah. Syukurlah, mereka mau menampakkan diri ke sekolah.

Dua nama yang menjadi idola di kelasku. Ray dan Chandra. Moga kalian sukses.