HESI KUSUMA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Awalnya bingung, linglung, dan Allhamdulillah tidak kesandung.

Begitulah ungkapan hati seorang guru ketika mendengar kata “Kurikulum Merdeka”. Kata merdeka terdengar tidak asing di telinga. Namun, secara pribadi, butuh waktu beberapa bulan lamanya untuk memahami dan mengerti isi dari kurikulum merdeka itu sendiri. Walaupun sudah mengikuti diklat yang sudah dilaksanakan oleh sekolah. Namun, tetap saja yang namanya hal baru menjadi tabu untuk diterapkan dan dilaksanakan.

Seiring berjalannya waktu. Saya, satu di antara para guru se-Indonesia dipaksa untuk menerapkan kurikulum merdeka ini dan hanya diterapkan di jenjang kelas 7 saja. Karena, kebetulan sekolah kami adalah Sekolah Penggerak angkatan kedua. Hampir sudah 1 tahun sekolah kami melaksanakan kurikulum merdeka ini. Sudah banyak beberapa perubahan yang signifikan terutama pada siswa. Awalnya saya sangat takjub dengan kurikulum merdeka ini. Memang sangat jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.

Banyak kelebihan yang ada di kurikulum merdeka. Seperti, lebih mengutamakan keunggulan dan tidak memandang kelemahan serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah itu sendiri. Guru lebih bebas bereksperimen di kelas sesuai dengan bakat dan minat siswanya. Pelaksanaan proyek yang tidak ada di kurikulum sebelumnya juga merupakan keunggulan dari kurikulum merdeka ini.

Contoh proyek majalah digital yang dibuat oleh sekolah kami. Pada saat pelaksanaan proyek seorang siswa bersemangat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh fasilitator proyek. Sedangkan, pada saat pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran, ia selalu malas belajar dan suka ngantuk jika gurunya mengajar di dalam kelas. Dari kejadian ini, kita bisa melihat bahwa setiap siswa dalam satu kelas memiliki minat dan bakatnya masing-masing sesuai dengan kodratnya.

Setiap ada kelebihan, tentu ada kelemahan dalam pelaksanannya. Namun, itulah yang menjadi tantangan bagi guru yang berada di sekolah penggerak. Tidak sulit dan tidak mudah dalam pelaksanaan kurikulum merdeka ini. Hanya saja, ada beberapa kelemahannya yaitu; siswa tidak tahu ketika ditanya minat dan bakatnya, kurangnya kerja sama orang tua siswa, dan kemauan anak yang tidak sesuai ekspektasi guru.

Para siswa terlihat senang dengan belajar berdiferensiasi karena sesuai dengan gaya belajar atau bakat dan minat. Karya-karya yang menjadi tugas tujuan pembelajaran siswa juga sangat bervariasi tergantung keinginan mereka masing-masing. Kolaborasi sangat diutamakan dalam kurikulum merdeka ini. Dulu para siswa berkompetesi secara sehat untuk bisa bersaing mendapatkan prestasi akademik maupun non akademik. Berbeda dengan kurikulum merdeka ini yang mengharuskan anak untuk saling bekerja sama dan kerja tim untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Hanya saja pada pelaksaaan di lapangan masih banyak kendala dan permasalahan yang dijumpai. Proyek P5 yang diterapkan sudah bagus, tetapi kebanyakan sekolah lebih menekankan kepada hasil dibandingkan dengan penanaman nilai-nali P5 pada siswa. Namun, apapun itu. Kami sebagai garda terdepan untuk generasi penerus bangsa akan berusaha membuat siswa kami bahagia. Menjadikan mereka hebat dengan kurikulum merdeka ini merupakan salah satu tujuan utama kami bagi para pendidik. Apapun kurikulum yang akan diterapkan nanti. Pada intinya tujuannya tetap sama yaitu meningkatkan kualtas pendidikan yang ada di Indonesia. Sekian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post