Hibatun Wafiroh

Biasa dipanggil Wafi. Nama lengkap Hibatun Wafiroh, Guru di SMPN 2 Lamongan. Sedang belajar dan ingin terus belajar di kampus kehidupan ini. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memupuk Semangat

Memupuk Semangat

Seorang perawat berbaju hazmat berjalan cepat menghampiriku. Ia membawa tiga jenis obat yang harus disuntikkan melalui infus. Tanpa banyak bicara, ia mohon izin untuk menyuntikkannya. Obat yang disuntikkan agak pekat. Rasanya sakit. Sangat sakit. Beberapa detik kemudian reda sakitnya. Setelah itu ada dua botol cairan Levofloxacin Hemihydrate yang menggantikan botol infusku. Cairan ini berfungsi untuk mengobati pneumonianya. 

Suntikan itu sempat membuatku agak trauma. Sehari tiga kali aku merasakan suntikan tersebut. Pagi sekitar pukul 09.00 WIB, sore sekitar pukul 16.00 WIB, dan malam pukul 22.00 WIB. Setiap waktu tersebut, ada tiga jenis suntikan, yaitu vitamin dan dua jenis obat untuk paru-paru. Aku jadi gelisah setiap kali jam suntik itu tiba. 

Aku tak mungkin menuntut mereka  mengkondisikan mental pasien terlebih dahulu sebelum disuntik. Untuk melaksanakan tugas berat ini saja mereka butuh menyiapkan diri mereka dengn ekstra. Jadi akulah yang harus menyiapkan mentalku sendiri. Dan itu tidaklah mudah. Setiap kali mau disuntik, justru muncul rasa takut yang sangat. Untunglah di hari-hari berikutnya aku bisa mengkondisikan mentalku dengan baik. 

Di kamar ini tidak ada bell darurat yang biasanya ada di kamar pasien umum. Ada nomor hp petugas yang tertulis di dinding.  Aku pernah mencoba menghubungi saat selang infusku macet. Juga saat pasien yang sekamar denganku tiba-tiba sesak nafas dan menggigil. Tapi sepertinya petugas masih harus keliling ke pasien lain yang memang membludak jumlahnya. Tidak dapat langsung merespon kami. Kamilah yang harus berjuang untuk mengatasinya terlebih dahulu. 

Sungguh. Jadi pasien covid itu tidak enak. Semoga pembaca tidak mengalaminya. Meski siapapun punya peluang untuk terpapar covid. So, tetaplah menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada. Memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan rajin cuci tangan. 

Menjadi pasien covid butuh perjuangan dan komitmen tinggi. Pasien harus mandiri. Tidak bisa berharap ditemani atau dilayani dengan manja. Tak bisa ditunggui siapapun. Harus benar-benar menguatkan mental, iman, dan tawakkal pada-Nya. Setiap pasien harus berani berjuang untuk sehat. Hanya ada dua kemungkinan: sembuh atau meninggal. Tidak bisa segala sesuatu berharap pertolongan cepat dari tenaga kesehatan (nakes) yang jumlahnya tak sebanding dengan jumlah pasien yang harus ditangani. 

Para nakes itu harus berlari-lari menghampiri pasien satu ke pasien yang lain. Baru saja melayani pasien yang satu, harus melayani pasien lain yang mengalami gejala darurat. Kondisi pasien bermacam-macam. Ada yang saat dikunjungi aman-aman saja, tiba-tiba setelah ditinggal beberapa menit kemudian mengalami sesak nafas atau tiba-tiba sangat menggigil. 

Terkadang para nakes itu mengunjungiku dalam kondisi keringat bercucuran. Kata temanku kemarin, mengenakan baju hazmat itu seperti terperangkap di dalam kamar sauna dengan suhu tinggi. Gerahnya tidak tertahankan. Mereka tidak hanya harus memiliki mental yang kuat, tetapi juga fisik yang prima. Mereka harus kuat menggunakan baju hazmat hingga berjam-jam. Ya Allah, penuh perjuangan. 

Melihat perjuangan mereka, akupun merasa harus berjuang untuk sehat. Semua orang pasti berjuang meraih sesuatu atau melawan sesuatu. Para nakes itu berjuang melawan dirinya sendiri, mengendalikan diri, dan melaksanakan tugas membantu orang lain yang sedang berjuang.

Sakit terpapar covid-19 adalah perjuangan. Aku harus semangat. Aku sudah melalui beberapa hari dengan baik. Sebentar lagi aku pasti sehat kembali. Sebentar lagi waktu itu akan tiba. Dimana aku bisa bersama keluargaku lagi. Sebentar lagi masa itu akan tiba. Bisa beraktivitas bersama para sahabatku lagi. 

Kutulis motivasi untukku sendiri di status WhatsAppku.

"Suatu hari, tidak lama lagi, kamu akan benar-benar sehat dan tersenyum kembali. Semangatlah!" 

"Sudah banyak hari yang mampu kamu lalui. Kamu pasti kuat. Kamu pasti bisa. Semua akan baik-baik saja. Semangatlah!"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sehat,csehat, sehat. Bu idznillah.

08 Dec
Balas

Aamiin

08 Dec

Terus semangat berjuang Bu Hajjah, Allah SWT tak akan memberikan cobaan di luar kemapuan manusia, pasti Allah SWT sangat sayang pada bu Hajjah mekanya diberi cobaan berupa sakit, dan pasti Allah sudah menyiapkan obat untuk penyembuhannya yaitu semangat dari Ibu sendiri, Barokallah

07 Dec
Balas

Aamiin. Inggih Pak Syaihu. Terimakasih

07 Dec

Ayo adik cantik semangat sehat, insyaallah kita bertemu lagi dalam suasana gembira, gak kangen Mbak yumu sing cempreng ta

08 Dec
Balas

Nggeh mbak. Kangen bnget

08 Dec

Saat sakit pun, tulisanmu tetap indah adikku. Ini membuktikan bahwa kau mampu melewati semuanya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Teruslah semangat. Aku yakin kau pasti sembuh dan kembali sehat. Doaku selalu bersamamu sayang.

07 Dec
Balas

Aamiin. Makasih Yunda sayang.

07 Dec

Tetap semangat Ibu cantik. Yakinkan diri bahwa semua akan baik2 saja. Badai pasti berlalu. Ujian Allah sesuai dg kemampuan ummatNYA.

08 Dec
Balas

Nggeh. Siap

08 Dec

tetap semangat Bunda....dalam sakitpun terus melahirkan karya yang indah...semangat Bun....salam sehat dan sukses selalu

07 Dec
Balas

Trimakasih Bu Sri. Siap semangat

07 Dec

Harus semangat, saya juga baru selesai menjalani masa isolasi.....bahagiakan hati, agar imun tubuh kita semakin baik...dan jangan lupa iman kita juga harus semakin di tingkatkan agar rohani kita tidak kosong....

07 Dec
Balas

Nggeh bu Nurhasanah. Trimakasih

07 Dec

Semangat bu Wafi sayang, semoga Allah selalu berikan kekuatan bagi Ibu untuk melewati semua ini.

07 Dec
Balas

Aamiin.. trimakasih Dek

08 Dec



search

New Post