Hidayatus Sholikah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Struktur Percakapan dan Seluk-Beluknya dalam Pragmatik

Struktur Percakapan dan Seluk Beluknya dalam Pragmatik

Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan konteks sosial dan situasional di mana bahasa itu digunakan. Pragmatik berfokus pada penggunaan bahasa dalam interaksi sosial, termasuk bagaimana orang menggunakan bahasa untuk mencapai tujuan tertentu, bagaimana bahasa dipahami oleh pendengar atau pembaca, serta bagaimana konteks dapat mempengaruhi makna yang terkandung dalam bahasa. Dalam pragmatik,penekanan diberikan pada penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi yang sebenarnya, daripada hanya mempelajari tata bahasa atau struktur bahasa itu sendiri.

Pragmatik melihat bahasa sebagai alat komunikasi dan mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam situasi komunikasi yang berbeda, seperti percakapan sehari-hari, media massa, dan bahasa politik. Beberapa topik yang dipelajari dalam pragmatik meliputi makna implisit, kesopanan, inferensi, dan tindak tutur.

Di dalam pragmatik terdapat struktur percakapan dan seluk-beluknya. Struktur percakapan adalah pola dan aturan yang mengatur bagaimana percakapan antara dua atau lebih orang diorganisir dan dilakukan. Struktur percakapan dapat mencakup tata bahasa, intonasi, serta bentuk-bentuk tuturan seperti pertanyaan, pernyataan, permintaan, pengakuan, dan lain sebagainya. Dalam struktur percakapan, terdapat beberapa unsur penting, antara lain:

1.Inisiasi: Tahap awal percakapan, di mana seseorang memulai pembicaraan dengan seseorang atau sekelompok orang.

2.Respon: Tahap di mana peserta percakapan merespons apa yang telah diucapkan oleh pembicara sebelumnya.

3.Tindak lanjut: Tahap di mana peserta percakapan melanjutkan percakapan dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, atau mengambil inisiatif untuk membicarakan topik lain.

4.Penutup: Tahap akhir percakapan, di mana peserta percakapan mengakhiri pembicaraan dengan ucapan selamat tinggal atau ucapan lainnya.

Sedangkan menurut (Yule, 2006: 121) struktur percakapan terdiri sebagai berikut :

a) Jeda adalah waktu yang diambil oleh salah satu atau semua peserta dalam percakapan untuk berhenti sejenak sebelum melanjutkan berbicara lagi. Jeda bisa digunakan untuk memberikan kesempatan pada orang lain untuk berbicara atau untuk memberikan waktu bagi pemikiran dan refleksi.

b) Gilir bicara adalah proses di mana dua atau lebih orang bergantian berbicara selama percakapan atau diskusi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki kesempatan untuk berbicara dan dihargai pendapatnya (Purba, 2002).

c) Backchannel adalah respons verbal atau nonverbal dari pendengar selama percakapan untuk menunjukkan bahwa ia sedang mendengarkan dan memahami apa yang sedang diucapkan oleh pembicara. Contoh respons backchannel yang umum adalah "ya", "uh-huh", dan senyuman.

d) Pasangan ajesensi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan yang terbentuk antara dua orang yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini terjadi ketika keterampilan, keahlian, atau sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing orang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Contohnya adalah pasangan dokter dan perawat di rumah sakit yang bekerja sama untuk memberikan perawatan yang terbaik kepada pasien(Purwoko, 2008: 88).

e) Overlaps adalah keadaan di mana dua atau lebih orang berbicara pada saat yang sama, sehingga sulit untuk memahami apa yang sedang diucapkan. Hal ini bisa terjadi secara tidak sengaja atau sengaja, tergantung pada situasi dan konteksnya.

Strategi bertutur juga merupakan hal yang diperhatikan oleh penutur dalam menyampaikan tuturannya. Sejalan dengan yang dinyatakan (Suhartono, 2005), strategi penyampaian tuturan dapat berupa strategi (1) berbasis tuturan dan (2) berbasis pertisipan. Kedua strategi tersebut, karena dapat dijadikan atasan oleh beberapa strategi lain, diposisikan sebagai strategi atasan.

Strategi-strategi lain, karena merupakan bawahan pada strategi berbasis tuturan mencakup (1) strategi penggunaan alasan, (2) strategi penggunaan petunjuk asosiasi, (3) stategi ironi, (4) strategi generalisasi, (5) strategi metaforis, (6) strategi pertanyaan retoris, (7) strategi tautologi, (8) strategi elipsis, (9) strategi prakuensi, (10) strategi tanya balik, (11) strategi pertanyaan kurang, (12) strategi pertanyaan lebih. Strategi bawahan pada strategi berbasis pertisipan mencakup (1) strategi penggantian penutur, dan (2) strategi terminalasi.

Daftar Rujukan

Purba, Antilan. 2002. Pragmatik Bahasa Indonesia. Medan: USU Press.

Purwoko, Herudjati. 2008. Discourse Analysis : Kajian Wacana bagi Semua Orang. Jakarta: Indeks.

Suhartono.2020. Pragmatik Konteks Indonesia.Surabaya: Graniti.

Yule, George. 2006. Pragmatik: edisi terjemah, cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Materinya runtut dan mudah dipahami

18 Apr
Balas

terimakasih kak, materi yang disampaikan sangat bermanfaat

19 Apr
Balas

Materi yang dimuat sangat bermanfaat

18 Apr
Balas



search

New Post