HILDA TRIANI

Namaku adalah Hilda Triani. Aku terlahir dari keluarga sederhana di Bangko, Kab.Merangin Prov.Jambi pada tanggal 8 November 1992. 😊 (Matthew 7:7)...

Selengkapnya
Navigasi Web
AYAH

AYAH

Ayah, lelaki pertama yang dikenal oleh seorang anak perempuan dan cinta pertama dari seorang anak perempuan. 

Begitu juga dengan aku. Seorang gadis periang yang dari sejak kecil selalu bersama dengan ayah dan ibuku.

Yang ku tahu, ayahku adalah seorang pekerja keras, bertanggung jawab, rajin beribadah , dan cinta akan keluarganya. Dan yg paling penting , beliau sangat menjunjung tinggi pendidikan. Why did i say so? Karena, beliau akan selalu mengutamakan dan mengusahakan bagaimana supaya anaknya bersekolah dan tingkat pendidikannya harus berada di atas pendidikan beliau. I'm so proud of him. 

Setiap harinya aku selalu melihat beliau, hari - hariku terasa sangat berwarna. 

Sejak lahir , TK, SD, SMP, SMA, KULIAH, hingga aku KERJA sudah aku lewati bersama beliau. Tak ada sekalipun aku melihat beliau menyerah akan kehidupan ini karena selalu ada ibu yg mengerti dan menemani serta memberi solusi untuk kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi.

Aku selalu bercerita tentang apapun yg terjadi dalam kehidupanku; tentang teman-temanku disekolah, tentang siapa yg kusuka, tentang orang yang menjahatiku. Apapun yg terjadi padaku dalam setiap hariku pasti tak bisa kupendam dalam hati ini, akan kuceritakan kepada beliau. 

Ayahku, juga tak pernah menganggap aku tumbuh dewasa 😐

Karena, pernah suatu ketika aku bertanya kepada ayahku disaat aku sudah berumur 26 tahun "yah, sudahkah aku boleh menikah?" Dan you know apa jawaban yang aku dapatkan? Suatu jawaban yang tak pernah ku sangka, dan mungkin kalian juga sama.

"Ah, kau ini masih KECIL" Seketika aku terdiam. Ku tatap ayahku dan akhirnya kami tertawa bersama. 

Aku sangat sering bercerita dan bercanda gurau dengan beliau. Sepulang bekerja, tak jarang beliau selalu bilang "capek ya nak?" . Engga yah" jawabku" Ia lalu berusaha untuk memijat kakiku walau jemari-jemari itu tak lagi kuat seperti dulu. 

Sampai tiba di hari itu, pada tanggal 23 Agustus 2018 aku kemudian melihat beliau tiba-tiba mengeluh sesak nafas dan kami langsung membawa ayah ke Rumah Sakit. Beliau langsung masuk ke ruang ICU. Aku, ibu, abg dan kakakku menunggu beberapa hari didepan ruangan mengerikan itu. Aku tak bisa merasakan apa-apa lagi saat itu. Aku tak tahu apa itu kantuk, lapar, haus yang kuinginkan hanyalah AYAH SEMBUH DAN KEMBALI KEPADAKU. Tak lupa aku selalu berdoa kepada Tuhan untuk sebuah mujizat kesembuhan dalam suatu pengharapan. Dan ketika aku melihat beliau kedalam ruangan itu, kakiku bergetar seolah aku tak mampu berdiri untuk menopang diriku, aku lemah tak berdaya, air mata tak dapat kubendung, aku seperti kehilangan keseimbangan dan aku hampir saja terjatuh dalam ruangan itu. Aku segera keluar sambil memegang dinding yang ada agar aku tidak jatuh dan aku sampaikan kepada ibuku bahwa AKU TAK SANGGUP. Kemudian, aku menangis dibelakang ruangan mengerikan tersebut, itu kali kedua aku melihat ayahku meneteskan air mata. Sebelum aku keluar, aku beranikan diri mendekati ayah yg sedang terbaring dengan menggunakan banyak selang itu dengan memegang kakiku yang bergemetaran, sambil berkata " ayah pasti sehatkan? " lalu kepeluk beliau erat. Tak kudengar sedikitpun suara keluar dari bibirnya seperti biasa. Aku hanya melihat beliau mengedipkan mata sambil meneteskan air mata. Hal itu yang langsung membuatku tak kuat menahan diri. 

Tibalah saat itu, pada tanggal 26 Agustus 2018 tepatnya pukul 18.30 aku harus kehilangan beliau, Tuhan memanggilnya, Tuhan tidak membiarkan aku, anak kecil ini untuk bersamanya lebih lama lagi, untuk menceritakan keluh kesahnya kepada beliau. 

Sungguh saat itu , aku tak tahu lagi bagaimana aku akan menghadapi kehidupanku. Sakit, sedih, lemah, tak berdaya, terpukul, semua menjadi satu yang tak bisa aku ungkapkan. Aku seperti kehilangan arah, kehilangan separuh jiwaku. Sempat aku berpikir untuk menyusulnya. Tapi aku selalu memikirkan ibu yang akan semakin terpukul jika aku melakukannya. 

Banyak hal yg berubah dalam hidupku. Hidup tak lagi berwarna. Hitam kelam tak ada sinar disetiap harinya. Gadis kecil yang periang itu telah hilang. Tak ada lagi senyum diwajahnya, yang ada hanyalah kesedihan. Murung, berdiam diri, mengurung, termenung, tak mau makan, minum, itulah yang terjadi dalam hidupku.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan akhirnya setahun telah ku lewati tanpa adanya sosok ayah dalam kehidupanku. Sangatlah sakit, pedih seperti luka tersayat pisau silet yang kecil namun lukanya sangat perih. Yang paling menyedihkan adalah, ketika aku harus melewati hari ulang tahunku tanpa beliau untuk pertama kalinya. Karena biasanya, ketika aku ulang tahun pasti ayah akan selalu membelikanku rendang, memasak gulai ayam atau apapun yang aku suka. Tapi itu tak akan mungkin lagi terjadi. Aku melewati hari-hariku dengan penuh perjuangan, aku berusaha kembali untuk bangkit demi ibu yang sekarang harus menjadi ayah juga bagiku. Aku berusaha untuk tidak bersedih didepan beliau, tapi kadang akupun tak mampu. Aku bukanlah sosok gadis yang tangguh dan kuat seperti kebanyakan. Sometimes, aku masih merasa bahwa ini adalah mimpi, tapi ternyata bukan. Tapi aku percaya Tuhan tidak akan memberikan ujian lebih dari kemampuan anak-anakNya. Aku percaya dibalik air mata ini pasti akan ada senyum indah yg Tuhan telah persiapkan. 

Maafkan aku sewaktu itu sangat rapuh ayah dan mungkin itu masih sampai saat ini. Karena aku merasa terkejut untuk berpisah secepat itu denganmu. 

Aku akan berusaha untuk menjadi anak kebanggaanmu, ayah. Doakan aku dari sana untuk bisa menjaga ibu seutuhnya dan melakukan yang terbaik sehingga bisa menjadi berkat bagi banyak orang. 

Walaupun ayah tidak ada lagi bersamaku didunia ini, tapi aku yakin ayah sejujurnya selalu bersamaku dan melihatku dari kejauhan. Ayah selalu ada didalam hatiku. ❣️🌹

Bagi, kalian yang masih memiliki ayah dan ibu. Jagalah mereka , cintai mereka , jangan pernah buat mereka menangis. Karena kematian adalah perpisahan yang paling menyakitkan, karena engkau tak akan pernah bisa lagi berjumpa dengannya walau dengan cara apapun yang engkau lakukan. 

Ayah, you are my hero. 😎

Ayah , engkau adalah jiwaku❣️

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ayah cinta pertama anak perempuannya

19 May
Balas

Sure ibu

20 May
Balas



search

New Post