HILDA TRIANI

Namaku adalah Hilda Triani. Aku terlahir dari keluarga sederhana di Bangko, Kab.Merangin Prov.Jambi pada tanggal 8 November 1992. 😊 (Matthew 7:7)...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dedek oh Dedek

Dedek oh Dedek

Jikalau kemarin ceritaku membahas tentang teman-temanku yang tak seumuran denganku, kali ini akan menceritakan dia, temanku yang seumuran denganku. Hehe. Dedek Irawati, temanku sejak aku berada dibangku SMP dan ketika aku masih diusia remaja. Aku sering bermain basket kerumahnya sepulang dari tempat les MTK yang tak begitu jauh dari rumahnya. Ya walaupun aku tak begitu pandai dalam melemparkan bola itu ke dalam ringnya tapi tak mengapa rasanya aku menghabiskan waktuku untuk berolahraga disana walau hanya sebentar sembari menunggu jemputan ayahku. Dedek, begitulah ia kerap disapa begitupun denganku, seorang gadis yang memiliki tinggi badan semampai dan begitu pendiam bagi orang kebanyakan termasuk aku. hehe. Walaupun aku sering bermain dengannya, tapi pada saat itu aku masih belum begitu dekat dengannya. Ya, mungkin karena dia termasuk anak yang introvert maka dari itu sulit untuk memulai pembicraan pada saat itu. Setelah tamat dari Sekolah Menengah Pertama, aku dan Dedek memutuskan untuk memilih SMA yang berbeda. Jadi tiga tahun kami tidak bersama dan sempat lost contact. Setelah tiga tahun menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Atas aku kembali dipertemukan dengan Dedek dalam satu kampus yang sama. Tapi pada saat itu kami tak sering berkomunikasi, dikarenakan kesibukan kami masing-masing. Setelah menyelesaikan pendidikan Strata satu, akhirnya aku dan Dedek dipertemukan lagi sebagai rekan kerja dalam satu ruangan yang sama yaitu disalah satu SMA favorite didaerahku. Dedek yang kukenal dulu masih sama dengan Dedek yang sekarang. Tak ada yang berubah dengannya, dari sikapnya, gaya bicaranya, begitu pun dengan postur badannya. Tapi kali ini Dedek sudah mau terbuka untuk bercerita tentang kehidupannya, termasuk kehidupan asmaranya. Dia juga sudah pandai melawak, walaupun masih sedikit terlihat receh. Hehe.

Liburan semester tahun lalu, aku dan guru-guru di sekolahku tentunya juga Dedek ikut bersama-sama dengan kami pergi ke Kerinci, yang dikenal dengan Kebun Teh & Gunung Kerinci yang sering dikunjungi oleh para turis domestic maupun mancanegara. Hal itu kami lakukan untuk merefreshkan diri sejenak dari segala kepenatan walau tak menghabiskan waktu lama tapi setidaknya dapat memberikan vitamin yang baik untuk tubuh dan otak ini, sebelum melaksanakan kegiatan rutin kami yaitu mencerdaskan generasi muda Indonesia. Perjalanan pun dimulai, aku dan Dedek berangkat dengan mobil yang sama dengan beberapa teman guru lainnya. Ketika Pak Nopen, Guru Bahasa Indonesia yang membawa kami dengan mobilnya itu mulai memutarkan lagu.Tiba-tiba kudengar suara yang menurutku tak asing kudengar setiap harinya. Yaps, tak kusangka itu adalah suara Dedek Irawati. Hal yang tak pernah kuduga sebelumnya, Dedek tidak pernah sekalipun bernyanyi ketika bermain denganku. Dan yang lebih membuatku terbingung-bingung adalah dia bisa menebak semua judul lagu yang diputar dimobil itu. Bukan hanya itu kami juga bernyanyi bersama tanpa dosa walau kadang kami sering lupa lirik dan hanya melantunkan “nanannaaa” dimobil itu tapi suasana semakin ambyar dengan suara-suara kaleng yang kami miliki. Bagiku hal itu merupakan salah satu “unforgettable moment” hehe.

Sesampainya ditempat itu, keseruan semakin bertambah. Disana kami pun bisa lebih mengenal satu sama lain. Bukan hanya sekedar berjalan-jalan tapi kami juga melatih kekompakan dengan melakukan ‘Outbond bersama” yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dan Instruktur outbond pada saat itu. Kekocakan yang luar biasa ketika setiap tim saling menjahili tim lainnya. Bermula dari pembuatan yel-yel terbaik, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan sederhana tapi bermakna lainnya.

Keesokan paginya, dengan cuaca yang dingin, kami mulai berjalan santai ke Rumah Ala Eropa yang berada di Kayu Aro, Provinsi Jambi. Kurasakan kehangatan kekeluargaan ketika aku bersama mereka. Saling bercerita dan tertawa bersama yang membuat perjalanan menjadi lebih indah dan tak terasa jika kami telah sampai disana. Dengan beberapa bidikan dan pose yang berbeda kini masuk kedalam kamera handphone ku. Ingin rasanya aku menghabiskan waktu lebih lama bersama mereka disana, tapi hal itu tak mungkin. Holiday yang singkat namun berkesan itu membuatku selalu bersyukur karena bisa berada ditengah-tengah orang hebat dan sangat baik terhadapku begitu juga dengan waktu yang telah Tuhan berikan untukku. Teman guru lainnya pun kembali kerumahnya masing-masing, tetapi aku, Dedek dan Mami Eli, salah satu orangtua kami disekolah dan kali ini sebagai orangtua kami yang membawa kami melanjutkan perjalanan (ngebolang) kami ke Sumatera Barat. That’s why? because Mami adalah warga asli sawah lunto, yang dikenal dengan kota kuali.

Kami berangkat malam hari dari Kerinci sehingga kami tak dapat menikmati perjalanan malam menuju Padang, karena aku sudah tertidur lelap menikmati mimpi indahku. Waktu begitu cepat berlalu, kami telah sampai didepan rumah peserta diidk kami di Padang, dan dapat merebahkan diri walau hanya sebentar. Keesokan paginya, kami bergegas dengan cepat agar tidak ketinggalan kereta api namun sepertinya hari itu bukanlah rezeki kami. Aku dan Dedek belum pernah bepergian menggunakan kereta api sehingga hal itu merupakan salah satu goals kami melanjutkan perjalanan. Tapi tak mengapa, kami yakin destinasi berikutnya pasti akan lebih indah. Kami melanjutkan perjalanan kami mengitari Padang, kemudian ke Bukittinggi, trip terakhir ke Payakumbuh. Keseruan kembali tercipta. I’m thankful.

Dan malamnya kami melanjutkan perjalann ke Kota Kuali tempat dimana Mami Eli dibesarkan. Finally, kami tiba diistana Mami dan beristirahat dengan nyaman. Dedek begitu aneh malam itu, kutanya apa yang terjadi padanya. Dedek pun mengatakan bahwa dia kurang enak badan, aku langsung bergegas memberitahukan hal itu kepada Mami. Mami pun kekamar sambil memeriksa dedek, dan ternyata dedek demam. Mungkin dikarenakan bahwa ini pertama kalinya dedek pergi bukan dengan keluarganya. Maklum karena dedek anak bungsu di keluarganya. Mami pun memberikan dedek obat dan menyuruhnya beristirahat.

Keesokan harinya, dipagi yang cerah itu aku bangun dari tidurku, kulihat dedek sudah duduk santai diruang tamu. Kulihat dia sudah agak baikan dari semalam. Mungkin juga karena sore harinya kami akan berangkat pulang kerumah. Jadi semangatnya pun kembali karena akan bertemu keluarga tercinta. Dedek oh Dedek. Ternyata kamu belum begitu dewasa untuk berpisah dengan keluargamu. Masih adakah yang demikian? Hehe. Terimakasih telah menjadi temanku yang kadang garing, kadang serius, kadang hebooh sendiri, kadang-kadanglah pokoknya dek. Mari berteman dengan siapa saja seperti apapun mereka ✨

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget bunda,,,,

03 Jul
Balas

Anda sehat bunay?

03 Jul

Keren Bunda ... Salam literasi

03 Jul
Balas

Bunda? Haha. Panggil saja Hilda pak. Salam literasi

03 Jul

Mantul di dedek..

03 Jul
Balas

Makasiih pak. Salam literasi

03 Jul



search

New Post